Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan Presiden Joko Widodo akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Antalya, Turki, 15-16 November 2015 dan ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, 21-22 November 2015.

Jubir Kemlu dalam konferensi pers di kantor Kemlu di Jakarta, Kamis, mengatakan Presiden akan membawa tiga fokus kepentingan Indonesia dalam KTT G20, yakni menjaga stabilitas mata uang dunia, pembiayaan infrastruktur, dan pengalihan keuntungan perusahaan multi nasional kepada negara tempat firma tersebut tercatat.

"Presiden Jokowi akan didampingi Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan," katanya.

Arrmanatha menjelaskan ketiga fokus kepentingan Indonesia tersebut berkaitan langsung dengan kondisi perekonomian dalam negeri saat ini, di mana pemerintah masih berusaha menstabilkan nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS, kebutuhan finansial yang besar untuk membangun proyek infrastruktur, dan semakin banyaknya aliran investasi dari korporasi multinasional yang mencatatkan perusahaannya di Indonesia.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga akan berkontribusi aktif dalam pembahasan utama KTT G20 terkait inklusivitas, implementasi, dan investasi.

"Para pemimpin negara-negara G20 juga akan membahas isu-isu global, seperti persiapan konferensi perubahan iklim di Paris," kata Arrmanatha.

Bertolak dari Turki, Presiden Jokowi akan menghadiri KTT ASEAN di Kuala Lumpur pada 21-22 November 2015.

Direktur Mitra Wicara dan Antarkawasan ASEAN Kemlu Derry Aman dalam konferensi pers tersebut menjelaskan Presiden Jokowi dijadwalkan untuk menghadiri 10 pertemuan, termasuk dua tatap muka pemimpin ASEAN dan Dewan Bisnis ASEAN serta pertemuan pemimpin ASEAN plus tiga (Republik Rakyat Tiongkok, Korea Selatan, Jepang) dengan Dewan Bisnis Asia Timur.

"Presiden juga akan menghadiri beberapa acara lain di sela-sela KTT yang sifatnya masih opsional (belum dapat dipastikan), antara lain tentang dialog investor global, pertemuan bisnis dan investasi ASEAN dan Penghargaan Bisnis ASEAN 2015," ujarnya.

Menurut Derry, dalam pertemuan dengan para pemimpin ASEAN, Presiden Jokowi akan menyampaikan dua isu utama, yakni pentingnya prinsip sentralitas dan kesatuan ASEAN, serta pembentukan visi masyarakat ASEAN pasca-2025.

"Indonesia sebagai naturally leader ASEAN, tentunya kita perlu menekankan kembali kedua prinsip tersebut di tengah dinamika dan tantangan global saat ini," kata dia.

Terkait visi masyarakan ASEAN pasca-2025, Derry menjelaskan bahwa setelah ASEAN memasuki era Komunitas ASEAN pada akhir 2015 hingga 2025, asosiasi tersebut perlu membuat refleksi tentang apa yang telah dicapai dan yang harus dicapai ke depan dalam kerangka tiga pilar ASEAN, yakni politik, ekonomi dan sosial-budaya.

Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015