Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia (RI) mengecam Israel yang mengabaikan seruan masyarakat internasional agar menghentikan penggalian (excavation) Masjid Al-Aqsa dan menyerukan agar negara Yahudi itu menghentikan penggalian tersebut. Pernyataan itu dikemukakan oleh Jurubicara Departemen Luar Negeri RI (Deplu-RI) Kristiarto Legowo kepada ANTARA di Jakarta, Senin. "RI mengecam tindakan Israel yang mengabaikan seruan masyarakat internasional agar menghentikan penggalian karena hal itu akan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut," katanya. Sehubungan dengan hal itu, lanjut Jubir Deplu-RI, delegasi RI di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Gerakan Non-Blok (GNB) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) telah melakukan pendekatan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Presiden Dewan Keamanan PBB agar menyampaikan pesan kuat bagi Israel untuk menghentikan penggalian itu. "Dalam kaitannya dengan itu, RI, GNB dan OKI juga akan mengangkat isu ini dalam debat terbuka di DK PBB besok, 13 Febuari 2007," ujarnya. Sementara itu, berita yang dilansir kantor berita Lebanese Broadcasting Corporation (LBC) yang bermarkas di Lebanon, 21 Desember 2006 yang lalu kembali mengejutkan dunia ketika lengkap dengan foto-foto dan rekaman kamera, kantor berita itu memberitakan tentang pembuatan terowongan di bawah Masjid Al Aqsa yang terus dilakukan Israel. Lembaga Al-Aqsha untuk kemakmuran tampat suci Islam mengecam kebijakan pemerintah Israel yang kembali melakukan pembangunan di wilayah Masjid Al-Aqsa. Dalam surat pernyataanya, Senin (15/1), lembaga ini menyebutkan, penggalian Israel di tembok bagian Barat atau dikenal dengan dinding Al-Buraq sangat berbahaya. Langkah tersebut akan menghilangkan bangunan Arab dan Islam. Sejak beberapa pekan lalu disebutkan buldozer Israel terus melakukan pembongkaran terhadap rumah dan bangunan yang merupakan warisan budaya Islam sejak tahun 1967. Daerah itu merupakan bagian penting dari lembah Al-Mughrabah Al-Quds Lama yang mencakup 10 bangunan bersejarah. Mereka mengisyaratkan, tujuan Israel membangun wilayah tersebut dalam rangka menghilangkan status keislaman dan identitas Al-Quds dalam program yahudisasi wilayah Palestina. Sebelumnya mereka telah membangun museum Israel yang diberi nama, Pusat Peninggalan Tembok Ratapan di atas reruntuhan bangunan warga Arab. Penggalian terowongan itu sebenarnya bukan berita baru. Penggalian ini sudah dilakukan sejak tahun 1967 sebagai rangkaian langkah Israel untuk menghancurkan Masjid Al Aqsa. Pada 15 September 1969, PBB telah mengeluarkan resolusi 271 yang menyebutkan bahwa kerusakan yang terjadi akibat serangan ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem adalah amat disesali, dan setiap perilaku atau perbuatan yang tidak menghormati agama atau tempat suci, pembinaan agama dan tempat di Yerusalem dinilai akan membahayakan keamanan dan keselamatan antar bangsa.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007