Kami akan mempertahankan diri. Tapi kami juga akan melakukan perlawanan kepada anda (ISIS)."
Jakarta (ANTARA News) - Mata-mata Inggris sedang mengembangkan kemampuan cyber mereka untuk memerangi teroris, hacker, dan negara berbahaya, demikian Menteri Keuangan George Osborne, seperti dikutip Reuters, Selasa.

Osborne mengatakan militan ISIS tengah mengembangkan kemampuan untuk menyerang infrastruktur di Inggris seperti rumah sakit dan sistem kontrol lalu lintas udara yang berpotensi mematikan.

Menanggapi ancaman tersebut, Inggris membangun kemampuan cyber mereka sehingga bisa melakukan serangan balik.

"Kami akan mempertahankan diri. Tapi kami juga akan melakukan perlawanan kepada anda (ISIS)," kata Osborne dalam sebuah pidato di badan intelijen sinyal Inggris GCHQ.

"Pertahanan yang kuat diperlukan untuk keamanan jangka panjang kami. Tapi kemampuan untuk serangan juga merupakan bentuk pertahanan," tambahnya.

Dia mengatakan serangan hari Jumat (14/11) di Paris, yang menewaskan sedikitnya 129 orang dan diklaim oleh ISIS, telah mendesak kebutuhan untuk meningkatkan perlindungan Inggris melawan serangan elektronik.

ISIS telah menggunakan internet untuk propaganda, untuk meradikalisasi orang dan untuk merancang target, lanjut Osborne.

"Mereka belum bisa menggunakannya untuk membunuh orang, belum dengan menyerang infrastruktur kami melalui serangan cyber," tambahnya.

"Tapi kami tahu mereka inginkan itu dan melakukan yang terbaik untuk membangun itu."

Osborne mengatakan menghabiskan anggaran belanja publik untuk keamanan cyber hampir dua kali lipat menjadi total 1,9 miliar pound atau 2.9 miliar dolar AS hingga periode tahun 2020, bahkan ia tengah mempersiapkan untuk mengumumkan pemotongan belanja baru secara keseluruhan pada pekan depan dalam upaya untuk mengembalikan surplus anggaran Inggris pada akhir dekade ini.

"Ini benar bahwa kami memilih untuk berinvestasi di pertahanan cyber kami bahkan pada saat kami harus memotong anggaran lainnya," katanya. "Internet merupakan sumbu kritis potensial kerentanan." Cameron mengatakan pada hari Senin bahwa jumlah staf badan intelijen Inggris akan meningkat sebesar 15 persen.

Menurut Osborne keputusan untuk meningkatkan pendanaan pertahanan cyber telah diambil sebelum tragedi berdarah di Paris.

"Jika pasokan listrik, atau kontrol lalu lintas udara kami, atau rumah sakit kami berhasil diserang online, dampaknya dapat diukur bukan hanya dalam hal kerusakan ekonomi tetapi nyawa." Rencana keamanan cyber nasional baru yang disusun oleh pemerintah akan memiliki kekuatan khusus untuk memastikan respon cepat dan lebih efektif untuk serangan online besar. Pasukan itu akan berbasis di GCHQ di Cheltenham, di barat daya Inggris.

Unsur-unsur lain dari rencana termasuk kemungkinan kerjasama antara penyedia layanan internet, dengan bantuan dari pemerintah, untuk menangkis serangan malware dan memblokir alamat mencurigakan yang menyerang pengguna internet di Inggris, serta digunakan terhadap pengguna internet di Inggris, yang mana lembaga baru akan melatih programer, kata Osborne.

Penyedia broadband Inggris TalkTalk terkena serangan cyber pada bulan Oktober yang mempengaruhi 157.000 pelanggan. Bulan ini, pihak berwenang Inggris dan AS melatih bank terkemuka untuk menguji respon mereka terhadap insiden maya di sektor keuangan.

Pewarta: Monalisa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015