Ambon (ANTARA News) - Pemerintah Portugal menjanjikan akan memberikan bantuan kepada sejumlah desa di Kota Ambon yang memiliki sejarah dan nilai historis dengan bangsa dan negaranya, kata Dubes Portugal, Jose Imanuel Santos Braga. "Bantuan untuk desa-desa yang memiliki hubungan sejarah dengan Portugal ini akan segera dibantu guna memberdayakan masyarakatnya," kata Duta Besar Portugal untuk RI itu kepada ANTARA News, seusai melakukan pertemuan dengan Wakil Walikota Ambon, Dra. Olivia Latuconsina, Selasa. Sejumlah desa yang akan dibantu, menurut dia, adalah Desa Tawiri, Hative Besar, Rumah Tiga dan Galala di Kecamatan Baguala, Desa Batu Merah, Galala, Soya, serta Hatalae di Kecamatan Sirimau. Ia mengemukakan, masyarakat Portugal selama ini sudah mengenal secara baik tentang Kota Ambon, namun hanya sebatas dari buku-buku maupun siaran televisi. "Diharapkan bantuan dan kerja sama dengan desa-desa di Ambon ini akan lebih mempererat hubungan emosional, serta menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Portugal untuk berkunjung ke Ambon di masa mendatang," kata Braga. Bantuan bagi desa-desa tersebut, dikatakannya, merupakan proyek jangka pendek bernilai sekira Rp150 juta hingga Rp300 juta, khususnya untuk pengembangan di bidang kesehatan, pendidikan dan kebersihan. Pemerintah Portugal pun menaruh perhatian besar terhadap kepedulian Pemerintah Kota Ambon dan Pemerintah Provinsi Maluku yang merawat secara baik kondisi benteng "Victoria" yang merupakan salah satu peninggalan bangsa Portugis di jantung Kota Ambon, bahkan menjadikannya sebagai salah satu cagar budaya, demikian Jose Braga. Sementara itu, Olivia Latuconsina menyambut baik niat Pemerintah Portugal membantu desa-desa di Kota Ambon yang memiliki keterikatan historis dengan bangsa tersebut. Ia menilai, kerja sama itu akan terus ditingkatkan hingga menjadi "kota bersaudara kembar" (sister city), namun hal yang diprioritaskan baru bersifat jangka pendek sebagai pintu masuk untuk memperoleh bantuan dari negara-negara Eropa. "Kita fokuskan dulu untuk merealisir program jangka pendek yang telah disepakati, sehingga benar-benar berdampak untuk pemberdayaan masyarakat yang terpuruk akibat konflik sejak 1999, terutama pada desa-desa yang memiliki hubungan historis dengan Portugal. Setelah itu barulah dijajaki kerja sama jangka panjang termasuk kota bersaudara," demikian Olivia Latuconsina. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007