Jakarta (ANTARA News) - Para petani yang tergabung dalam Jaringan Petani Nelayan Indonesia menolak kebijakan impor beras yang sudah dilakukan pemerintah sejak awal tahun ini. "Impor beras tidak akan menyelesaikan masalah yang terjadi sekarang, seperti pasokan beras yang berkurang ataupun tingginya harga beras," kata Icu Zukafril, Koordinator Nasional Jaringan Petani Nelayan Indonesia, ketika ditemui di Jakarta, Rabu. Menurut Icu, impor beras yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2006 tidak berhasil menurunkan harga beras karena permasalahan utamanya ada pada manajemen stok dan manajemen distribusi beras. "Kebutuhan beras Indonesia tahun 2006 kemarin sebesar 32 juta ton per tahun, dan pada tahun itu beras kita surplus hingga 2,7 juta ton. Jadi amat tidak masuk akal jika kita tetap melakukan impor beras pada tahun 2006," katanya. Pangan adalah bagian dari jati diri bangsa, dan mau dikemanakan bangsa ini jika komoditas pangan sampai harus diimpor, yang notabene bukan hanya beras, tetapi juga gula, kedelai, kapas sampai paha ayam hasil impor dari luar negeri, kata dia. Ia juga mengatakan, Indonesia juga impor benih padi hibrida. impor itu paling cepat membutuhkan waktu penyesuaian untuk satu sampai dua kali musim tanam. Jika impor tetap dilakukan maka banyak petani yang akan berkurang kapasitas produksinya, ujar dia. Icu menambahkan, jika kebijakan impor beras tetap dilaksanakan, maka para petani di akan kembali menelan "pil pahit" yang tak dikehendaki.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007