Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koperasi dan UKM memutuskan mengulang kembali tender kompor gas dalam rangka konversi energi setelah dalam pembukaan dokumen di Jakarta, Kamis, tak ada satupun peserta yang memenuhi persyaratan administrasi. "Ada dugaan tender diboikot karena masalah harga, dan akhirnya kita memutuskan untuk mengulang kembali tender dari awal. Minggu depan mungkin sudah kita umumkan lagi," kata Kepala Biro Umum Kemenkop UKM Prakoso BS yang juga bertindak sebagai pengawas dalam tender kompor gas itu. Menurut dia, dalam pembukaan dokumen yang dimulai sejak pukul 10:00 WIB dan berakhir sekitar pukul 13:00 WIB hadir 23 dari 24 peserta. Dari semua peserta tersebut ternyata hanya empat yang hampir melengkapi semua persyaratan administrasi. Panita menetapkan 15 item persyaratan administrasi dan teknis. Peserta lainnya hanya menyertakan kebenaran dokumen sementara persyaratan lainnya yang sederhana seperti NPWP, pernyataan bukan PNS, akte perusahaan yang masih berlaku, SIUP, TDP dan keterangan domisili tidak disertakan. Keempat peserta yang persyaratannya cukup lengkap yaitu Maspion, Metalindo Teratai Putra, Lestari Jaya Kanakamakmur dan Sumber Rahayu Prima. Dari empat peserta itu, tiga yang pertama pernah ikut menandatangani surat protes keberatan dengan persyaratan dua tungku yang diminta pihak Kemenkop dan UKM. Ketika itu ada 19 perusahaan yang ikut menandatangani surat protes tersebut. Namun keempat perserta itu juga gagal karena masih ada sekitar tujuh persyaratan lainnya yang tidak disertakan. Salah satu peserta yakni PT Sumber Rahayu Prima hampir lolos dalam persyaratan administrasi namun karena spesifikasi kompornya tidak memenuhi SNI akhirnya gagal. "Peserta ini menyertakan hasil uji teknis dari LIPI namun ternyata kompor yang dibawa tidak sesuai dengan yang diujikan di LIPI," katanya. Dikatakannya, tender ini menggunakan sistem dua sampul seperti yang tertuang dalam Keppres 80 tahun 2003. Sampul pertama merupakan merupakan persyaratan teknis dan administrasi, dan sampul kedua berisi penawaran harga. Ketika sampul pertama dibuka di hadapan para saksi yang juga merupakan peserta tender itu ternyata banyak yang tidak melampirkan persyaratan yang diminta. "Dari semua peserta tak ada yang lolos dari persyaratan teknis dan administarasi tersebut," katanya. Karena itu sesuai dengan ketentuan yang ada, sampul kedua berisi penawaran harga akhirnya juga tidak dibuka dan dikembalikan ke peserta. Pengulangan tender ini merupakan yang keduakalinya setelah tender pertama yang diumumkan pertengahan tahun lalu gagal dilaksanakan dalam babak prakualifikasi karena belum turunnya dana APBN. Sementara tender yang kedua ini sudah dimulai pada akhir tahun lalu dan jika proses berjalan lancar maka pada April, kompor sudah bisa dibagikan. Mengenai tender ulang, ia mengatakan, kemungkinan pada pekan depan akan diumumkan kembali dengan sistem lelang cepat selama 25 hari kerja. Kemenkop dan UKM dalam program konversi energi ini memperoleh tugas untuk pengadaan kompor gas, sementara Pertamina untuk pengadaan tabung gas dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan untuk sosialisasi. Dana yang tersedia dalam APBN 2007 untuk program konversi energi ini sebesar Rp1,8 triliun untuk subsidi 567.767 ton gas elpiji, Rp58,5 miliar untuk pengadaan 384.000 unik kompor gas termasuk biaya distribusi, dan Rp1 miliar untuk sosialisasi. Pertamina meski memperoleh tugas pengadaan tabung gas ternyata belakangan ini juga berminat dalam pengadaan kompor. Deputi Direktur Pemasaran dan Distribusi PT Pertamina Hanung Budya beberapa waktu lalu pernah mengatakan Pertamina akan langsung melelang pengadaan 5,2 juta unit kompor gas setelah mendapatkan surat tugas resmi dari pemerintah. Untuk itu, Pertamina telah menyiapkan dana sebesar Rp1,6 triliun.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007