Balikpapan (ANTARA News) - Kursi penerbangan Garuda Indonesia rute Balikpapan-Jeddah lewat Medan yang resmi dioperasikan mulai Rabu (2/12) malam menggunakan pesawat Airbus A330-300 untuk melayani jamaah umrah, sudah terpesan penuh hingga Juni 2016 sebanyak 7.800 orang.

"Kami mulai dengan menerbangkan sebanyak 180 orang penumpang dulu mulai tadi malam (Rabu, 2/12)," kata Direktur Teknik dan Teknologi Informasi PT Garuda Indonesia (Persero) Iwan Joeniarto di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis.

Penumpang itu merupakan jamaah umrah yang diberangkatkan dua pengelola perjalanan umrah, masing-masing sebanyak 119 orang diorganisasikan oleh PT Arrehlah Wisata dan 61 jamaah diatur PT Zamzam Indah Abadi.

Dari Bandara Sepinggan Balikpapan, Garuda menjadwalkan tiga kali penerbangan seminggu khusus untuk umrah tersebut, yakni pada setiap Rabu, Jumat, dan Minggu. Pesawat itu akan terisi penuh 300 penumpang mulai penerbangan 16 Desember.

"Hari di selanya untuk penerbangan sebaliknya, dari Jeddah ke Balikpapan, juga lewat Bandara Kualanamu di Medan," kata Account Executive Urusan Haji dan Umrah Garuda Indonesia Ahmad Zuhri.

Ia menambahkan, sambil berjalan, Garuda akan terus mengevaluasi rute baru itu. Apabila permintaan bertambah, tidak menutup kemungkinan untuk mengganti pesawat dengan kapasitas angkut yang lebih besar atau pilihan-pilihan lain agar maksimal melayani jamaah.

Untuk rute Balikpapan-Jeddah, Garuda Indonesia membanderol harga tiket Rp15 juta sekali jalan dengan lama penerbangan sembilan jam. Pesawat lepas landas dari Bandara Sepinggan Balikpapan pukul 22.50 Wita dan tiba di Bandara Kualanamu Medan pukul 00.45 WIB.

Di Medan, pesawat akan mengisi bahan bakar untuk terbang nonstop menuju Jeddah. Terbang kembali mulai pukul 03.15 WIB dan dijadwalkan tiba di Jeddah pukul 08.00 waktu setempat.

Menurut Zuhri, penerbangan ke Jeddah dari Balikpapan ini menjadi pilihan menarik, selain ikut tur yang menawarkan umrah dari Jakarta atau Surabaya.

"Penghematan waktu dan biaya cukup signifikan," kata Zuhri.

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015