Surabaya (ANTARA News) - Dewan Koperasi Indoensia (Dekopin) tengah merancang sebuah sistem Elektronik Komersial (Ekomas), yang dimulai dengan tata kas di setiap koperasi sebagai persiapan mengahadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Teknologi kita saya akui memang kalah dengan teknik bank, sehingga Dekopin sedang merancang sistem Ekomas yang dimulai dengan tata kas," kata Ketua Umum Dekopin, Nurdin Halid ketika menghadiri seminar nasional di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, pertengahan pekan ini.

Ia mencontohkan, ketika ada potensi di sebuah daerah kemudian datang pembeli atau investor menginginkan suatu produk, maka pembeli atau investor itu tidak perlu menunggu berhari-hari untuk mendapatkannya.

"Misalnya ketika pembeli menginginkan kopi Aceh, maka koperasi di Aceh sudah harus menyediakan produk tersebut. Untuk mengetahuinya produk tersebut ada atau tidak, maka akan di data pada laman di setiap koperasi," ujarnya.

Menurut dia, masyarakat Indonesia harus didorong sebagai produsen dan konsumen, jangan hanya menjadi masyarakat konsumtif tanpa menghasilkan suatu produk yang inovatif, sehingga menghasilkan produk yang dapat bersaing dengan produk sejenis dari luar negeri.

"Hal ini akan membangkitkan produk dalam negeri dan memberikan kesempatan pengusaha kecil meluaskan jaringan usaha. Dengan ini akan kita lihat peluang baru muncul dan kita wadahi dalam koperasi," paparnya.

Ia mengakui, untuk sumber daya manusia masih memiliki kelemahan, namun pihaknya berupaya melakukan percepatan sertifikasi kepada anggota koperasi untuk menciptakan sumber rakyat yang profesional.

"Kita mempunyai tiga ribu Lembaga Pendidikan Koperasi (Lapenkop) untuk menghadapi MEA. Dengan begitu, pekerja Indonesia dapat bersaing dengan pekerja asing yang nantinya akan bebas masuk ke Indonesia," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, dengan adanya sertifikasi maka sumber daya manusia koperasi Indonesia bisa terjaga. Untuk meningkatkan kualitas koperasi beserta anggotanya, Lapenkop akan menjadi penggerak koperasi Indonesia untuk menghadapi MEA.

"Setiap orang harus disertifikasi, kemudian akan diikuti dengan koperasinya juga," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan/Laily Widy
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015