Kuala Lumpur (ANTARA News) - Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang beranggotakan 57 negara, Kamis, mengatakan tedapat wacana yang kian menguat untuk membentuk pasukan perdamaian Muslim sebagai bagian dari rencana meningkatkan nama baik organisasi itu. "Saat ini kita tidak memiliki mekanisme (mengenai pasukan perdamaian), tapi saya pikir di sana ada permintaan," kata Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu. "Saya pikir, hal itu merupakan kepentingan komunitas Muslim untuk memiliki pasukan perdamaian di bawah panji OKI," katanya kepada wartawan di sela-sela pertemuan anggota parlemen dari anggota OKI di Kuala Lumpur. Para delegasi mengungkapkan, pembentukan pasukan perdamaian dipastikan akan didiskusikan dalam pertemuan puncak pada Jumat. Anggota yang sekaligus ketua parlemen Bukina Faso, Toure Solimane, mengatakan kepada AFP, pasukan perdamaian akan memberikan suatu alternatif lebih baik untuk memecahkan konflik di negara-negara anggota, termasuk Irak. "Saya pikir, itu merupakan suatu ide yang baik. Lihat apa yang sedang terjadi di Irak. Ketika AS mengirimkan pasukannya ke sana, telah terjadi kekacauan. Kekerasan kian meningkat, karena AS memiliki kepentingan. Mata mereka hanya tertuju pada sumber daya alam," katanya. Para delegasi mengatakan, pengadaan pasukan semacam itu akan menjawab adanya kecaman bahwa OKI adalah kelompok negara lemah. Sekjen Parlemen Sudan, Ibrahim Mohamad, mengatakan terdapat tekanan yang meningkat agar OKI lebih menampakkan pengaruhnya. "Saya kira OKI masih memiliki jalan panjang untuk ditempuh. Dunia Islam memiliki banyak masalah. Beberapa langkah membolehkan OKI untuk berperan lebih efektif, dan tanggungjawabnya harus di apresiasi," kata Mohamad. "Salah satu jalan adalah mewujudkan pasukan perdamaian," katanya. Sebanyak 170 anggota parlemen dari 36 negara di antara 57 parlemen negara anggota OKI menghadiri pertemuan tahunan selama dua hari yang dituanrumahi oleh Malaysia selaku ketua OKI, untuk membicarakan sejumlah isu mencakup politik, ekonomi, dan masalah keamanan, hingga isu-isu lingkungan yang dihadapi dunia Islam. Mereka juga dipastikan akan mendiskusikan evakuasi pasukan pendudukan asing dari Irak, dan suatu gencatan senjata segera mungkin. Mereka juga merencanakan untuk mengutuk agresi Israel di Lebanon dan membicarakan meningkatnya sentimen anti Islam. (*)

Copyright © ANTARA 2007