Kominfo belum mau membahas soal implementasi 5G. Kita fokus dulu pada pengembangan ekosistem digital 4G dengan memberikan ruang kepada operator untuk membuat bisnis model layanan 4G,"
Jakarta (ANTARA News) - Menkominfo Rudiantara menyatakan hingga tahun 2019 Pemerintah akan fokus pada penggelaran broadband dan efesiensi industri telekomunikasi sebagai langkah konkrit menindaklanjuti mulai digelarnya jaringan 4G LTE di Tanah Air.

"Kominfo belum mau membahas soal implementasi 5G. Kita fokus dulu pada pengembangan ekosistem digital 4G dengan memberikan ruang kepada operator untuk membuat bisnis model layanan 4G," kata Rudiantara, di sela diskusi "4G: What's Next?", di Jakarta, Senin.

Menurut Rudiantara, pihaknya tidak akan berhenti mendorong terciptanya ekosistem sebagai platform operator menuju digital life dimana kebutuhan utamanya adalah infrastruktur broadband, perangkat terjangkau dan pengembangan konten.

Ia menjelaskan, dalam membangun ekosistem digital tak bisa dilepaskan dari konsep Device, Network, Application (DNA).

"Dalam implementasi broadband sedang melakukan percepatan pembangunan broadband fixed maupun wireless. Setelah broadband sudah digelar maka baru kita bisa bicara akses dengan memperbaiki rute internasional," ujarnya.

"Untuk network atau jaringan kita akan coba kejar ketertinggalan di sisi fixed broadband. Di sisi wireless setelah 4G ini akan coba dinetralkan frekuensi lainnya yang belum. Selain itu dari sisi backbone kita ingin perbaiki juga ke rute internasional," ujarnya.

Sedangkan dari sisi perangkat (device), Rudiantara menargetkan dalam tiga tahun ke depan harga ponsel 4G sudah harus lebih terjangkau oleh masyarakat atau berada di kisaran Rp500.000-Rp600.000 per unit.

"Saya senang, saat ini pengguna ponsel 4G sudah mencapai jutaan. Di Batam ponsel 4G sudah seperti kacang goreng. Orang Indonesia memang suka beli gadget 4G walaupun ada fitur yang belum bisa digunakan di sini," Katy.

Sejalan dengan itu, dari aspek aplikasi juga harus didorong agar tercipta aplikasi-aplikasi lokal yang berkualitas global, sehingga memberikan manfaat bagi bagi para "start up" (pengembang aplikasi rintisan) lokal.

"Pekerjaan rumahnya sekarang adalah membangun ekosistem untuk aplikasi ini. Target kami dalam waktu 5 tahun ada 1.000 start up. Tahun depan kami dorong bagaimana caranya agar ada dua start up dengan kelas "unicorn" atau bervaluasi 1 miliar dolar AS," ujarnya.

Saat yang bersamaan dalam hal efesiensi pada operator seluler, Rudiantara juga siap mendorong skema berbagi infrastruktur) infrastructure sharing), namun tidak bersifat mengikat bagi industri.

Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat IndoTelko Forum Johnny Swandi Sjam mengakui Indonesia harus memperkuat fundamental membangun ekonomi digital.

"Harus ada aturan yang menata bisnis digital ini. Kita harus bisa mengkonversi keunggulan demografis dan populasi menjadi devisa," katanya.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015