Jakarta (ANTARA News) - Singapura menyatakan minat untuk menanamkan modal di sektor farmasi senilai 15 juta dolar AS dalam pertemuan satu per satu (one on one meeting) di Singapura pada 4 Desember 2015.

Investasi dari sektor farmasi ini akan diarahkan untuk memanfaatkan layanan izin investasi tiga jam, kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani dalam keterangan tertulis di Jakarta, akhir pekan ini.

Menurut Franky, perusahaan farmasi itu memiliki pusat data di India dengan tenaga kerja mencapai 12.000 di seluruh dunia.

Perusahaan tersebut juga didukung oleh 600 peneliti dengan penetrasi produk yang telah dipasarkan di 18 negara Eropa dan lebih dari 30 negara di dunia.

"Produknya melindungi sel yang tidak kena kanker tetap hidup dan menjadikan sel kanker sebagai target untuk dimusnahkan," paparnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan investor potensial tersebut merupakan perusahaan pertama di dunia yang memulai�teknologi nano�di bidang farmasi.

"Indonesia dipilih karena merupakan pasar yang besar ditambah ASEAN," ujarnya.

Indonesia sendiri, menurut Franky, juga membutuhkan investasi di bidang farmasi untuk mendorong transfer teknologi.

Namun demikian, perusahaan itu juga menyampaikan beberapa catatan terkait rencana investasi di Indonesia.

"Pertimbangan terbesar dari perusahaan adalah izin dari kementerian teknis yang dinilai cukup memakan waktu. Oleh karena itu, BKPM mendorong pemanfaatan layanan tiga jam karena di atas 8 juta dolar AS (Rp100 miliar, sesuai batas besaran investasi untuk layanan tiga jam)," katanya.

Dalam pertemuan satu per satu itu, Franky bertemu dengan lima perusahaan Singapura yang tertarik menanamkan modal di Indonesia. Mereka terdiri atas investor di sektor telekomunikasi, farmasi, real estat dan maritim.

Pertemuan itu digelar bersamaan dengan penandatanganan nota kesepahaman UOB Bank di Singapura dalam bidang promosi investasi.

Singapura merupakan salah satu sumber investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) terbesar di Indonesia.

Sejak 2010 hingga kuartal ketiga tahun 2015, FDI dari Singapura mencapai hampir 30 miliar dolar AS yang terdiri atas 6.868 proyek.

Jumlah tersebut merupakan kontribusi dari beberapa sektor di antaranya sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi, pertanian dan perkebunan, pertambangan, industri makanan, industri mineral dan bukan metal, serta ketenagalistrikan, gas dan air.

Ada pun sepanjang periode Januari-September 2015, Singapura merupakan negara dengan peringkat teratas dengan nilai investasi mencapai 3,5 miliar dolar AS, disusul Malaysia 2,9 miliar dolar AS, Jepang 2,5 miliar dolar AS, kemudian Korea Selatan 1 miliar dolar AS dan Belanda 0,9 miliar dolar AS.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015