Jakarta (ANTARA News) - Senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Barack Obama, yang secara resmi mencalonkan diri Presiden AS pada Pemilu 2008 merupakan harapan adanya perubahan kebijakan AS di Timur Tengah, kata pengamat politik. "Mungkin Obama bisa menjadi peredam konflik di Timur Tengah nantinya, tentu dengan kebijakan berbeda dengan yang diambil Bush saat ini," kata pengamat politik tentang Timur Tengah, Kamarudin, dari Universitas Indonesia (UI), di Jakarta, kemarin. Dia mengatakan desakan AS, agar pemerintah koalisi Palestina mau mengakui keberadaan Israel membuat ketegangan antara Palestina dengan Israel sulit dihentikan. Menurut dia, bagaimana mungkin Palestina didesak untuk mengakui Israel, sedangkan Hamas sendiri justru tidak mau mengakui adanya Israel. Obama yang dalam kampanyenya sempat menyebutkan akan memprioritaskan untuk menghentikan perang yang terjadi di Irak menjadi angin segar dalam penuntasan konflik di Timur Tengah, terutama yang terjadi di Irak, ujarnya. Menurut dia, satu-satunya harapan untuk perubahan kebijakan AS di Timur Tengah agar dapat melunak jika Obama bisa menjadi Presiden AS. Seperti dilaporkan Senator asal negara bagian Illinois itu pernah mengecam pengiriman tentara AS ke Irak yang telah menelan ribuan jiwa. Oleh karena itu, menurut dia, Obama yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Indonesia dianggap dapat menjadi angin segar bagi perubahan hubungan baik di kawasan Timur Tengah.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007