Jakarta (ANTARA News) - Galeri Indonesia Kaya bersama Teater Koma menampilkan pementasan bertajuk "Cahaya dari Papua" di Galeri Indonesia Kaya, Sabtu.

Pementasan garapan sang sutradara Nano Riantiarno mengisahkan seekor naga jahat yang meneror Tanah Papua. “Pementasan Cahaya dari Papua ini merupakan pengembangan dari produksi yang telah dipentaskan tahun lalu. Melalui pementasan ini, saya ingin mengangkat Tanah Papua yang menuju kebangkitan dan harapan akan perubahan kehidupan yang lebih baik,” ujar Nano Riantiarno, Penulis Naskah & Sutradara dari Teater Koma dalam siaran pers.

Pertunjukan berdurasi 50 menit ini juga menggambarkan banyak orang menjadi korban akibat ulah sang naga. Tidak ada lagi yang berani mengumpulkan makanan karena semua dimonopoli oleh naga. Orang-orang yang putus asa banyak yang menghamba pada naga tersebut.

Mereka tidak mau jadi budak, hanya bisa menahan lapar melihat hasil bumi mereka dirampas sang naga. Tapi, harapan belum mati. Ada sebuah ramalan yang menyebutkan kelak lahir seorang pahlawan pemberani yang mampu mengalahkan naga.

Di sebuah tempat terpencil, seorang wanita mengandung yang kehilangan suaminya akibat kekejaman sang naga. Seluruh warga desanya sudah mati dilibas naga. Dengan gigih wanita itu bertahan hidup demi masa depan bayi yang tengah dikandungnya. Apakah calon bayi itu sang pahlawan yang ada di dalam ramalan? Akankah Tanah Papua yang diliputi kelam kembali disinari matahari?

Sejak didirikan pada 1 Maret 1977 hingga sekarang tahun 2013, Teater Koma telah memproduksi 130 pertunjukan, baik di layar televisi maupun di panggung TIM dan GKJ.

Teater Koma membawakan baik sandiwara dalam negeri, sandiwara karya para dramawan dunia seperti Shakespeare dan Moliere, juga beberapa lakon Cina yang disadur kembali, yang kemudian menjadi populer di tengah masyarakat pecinta Teater, seperti Sampek Engtay dan Sie Jin Kwie.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015