Belum diputuskan. Kami akan rapatkan Jumat besok,"
Jakarta (ANTARA News) - Fasilitas fiskal berupa tax holiday untuk Penanaman Modal Asing asal Tiongkok bernama PT Sulawesi Mining Investment (SMI), yang mengembangkan Kawasan Industri Morowali, belum diputuskan.

"Belum diputuskan. Kami akan rapatkan Jumat besok," kata Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Haris Munandar kepada Antaranews di Jakarta, Rabu.

Haris mengatakan, SMI telah mengajukan permohonan tax holiday untuk investasi pembangunan pengolahan dan pemurnian (smelter) nickel ore di Sulawesi, yang rencananya akan diproduksi hingga menjadi baja anti karat atau stainless steel.

Meskipun demikian, Haris menyampaikan bahwa lampunhijau penerimaan fasilitas tax holiday untuk perusahaan tersebut belum tentu terealisasi.

"Smelter produksi stainless steel tetap bisa dimasukkan (dalam pengajuan), tapi belum tentu dapat," ujar Haris.

Diketahui, SMI merevisi pengajuan tax holiday untuk investasi pengembangan Kawasan Industri Nikel Morowali di Kawasan Industri Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

CEO Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Group Alexander Barus mengatakan revisi tersebut berkaitan dengan penambahan fasilitas produksi berupa produk baja tahan karat stainless steel slab oleh SMI dengan tambahan investasi sebesar 150 juta dollar AS.

"Pemerintah maunya kami melakukan hilirisasi hingga produk akhir. Makanya kami membuat fasilitas produksi hingga ke stainless steel," kata Alex.

Presiden Joko Widodo meresmikan smelter nikel milik SMI dengan investasi awal 635 juta dollar AS dengan mengolah dan memurnikan nickel ore menjadi nickel pig iron, yang kemudian dengan penambahan investasi tersebut, SMI akan memproduksi stainless steel.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015