Manila (ANTARA News) - Kelompok kiri Filipina menyatakan, Minggu, pihaknya menentang rencana Hollywood memproduksi film mengenai para militan Abu Sayyaf yang memiliki kaitan dengan kelompok Al-Qaeda, dengan melukiskan film itu berpotensi sebagai propagada AS. Produser Hollywood dan Disney, Jerry Bruckheimer, membeli hak untuk pengangkatan ke layar perak "Jihadists in Paradise", sebuah artikel yang ditulis Mark Bowden untuk Atlantic Monthly, ujar Variety.Com di laman Webnya pada 15 Pebruari. Variety melaporkan bahwa Bowden, pengarang buku laris "Blackhawk Down", dipilih untuk menulis skenario film tentang kegiatan Abu Sayyaf dan salah satu pemimpinnya, Aldam Tilao alias Abu Sabaya, yang terbunuh pada 2002. Film tersebut akan bertutur seputar penculikan 20 orang asing dan turis lokal dari kawasan wisata di Pulau Palawan, penderitaan pasangan misionaris Amerika yang disekap selama 18 bulan dan penyelamatan mereka dan kematian Abu Sabaya. Sebuah tim khusus marinir yang dilatih AS melacak dan menewaskan Sebaya dalam pertempuran laut pada Juli 2002, hampir enam bulan setelah 1.200 tentara AS mendarat di Pulau Basilan, kubu Abu Sayyaf, untuk membantu melatih dan menjadi penesehat militer tentara setempat. Kedua warga Amerika diselamatkan dari hutan di Zamboanga del Sur pada July 2002. Namun salah satu dari mereka, Martin Burnham, tewas akibat peluru nyasar dalam serangan itu. "Film ini adalah propaganda dan film psy-war yang bertujuan membenarkan intervensi AS yang tak bermoral dan anti-rakyat dalam urusan dalam negeri suatu negara," kata Gerry Albert Corpuz, jurubicara kelompok kiri Pamalakaya, seperti dikutip Reuters. Corpuz mengatakan film tentang Abu Sayyaf, kelompok terkecil dari empat kelompok gerilyawan Muslim di Filipina Selatan, seharusnya memperhitungkan kemungkinan kolusi gerilyawan itu dengan sejumlah jenderal dan para tokoh politik. (*)

Copyright © ANTARA 2007