Gunung Kidul (ANTARA News) - Pusat oleh-oleh tiwul "Yu Tum" makanan khas Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami peningkatan permintaan hingga 50 persen dalam sepekan terakhir karena libur Natal dan Tahun Baru 2015.

Pemilik Toko Tiwul "Yu Tum" Gunung Kidul Slamet Riyadi di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan pada hari biasa, produksi tiwul berkisar 200 hingga 250 tumpeng.

"Saat libur ini, permintaan tiwul meningkat hingga 50 persen. Kami menaikan produksi tiwul setiap harinya," kata Slamet.

Ia mengatakan pembuatan tiwul sangat mudah. Bahan bakunya yaitu gaplek atau ketela pohon yang dikeringkan, kemudian dihaluskan menjadi tepung. Selanjutnya dikukus selama 15 menit. Dalam proses memasak tersebut, bisa ditambahkan gula atau kelapa yang sudah diparut.

"Permintaan konsumen kebanyakan rasa gurih. Sehingga tiwul yang siap dimakan dapat dicampur dengan kelapa parut. Tiwul juga dapat dimasak dengan rasa manis, dengan menambahkan atau dicampuri gula merah saat dimasak," kata Riyadi.

Menurut dia, toko tiwul "Yu Tum" miliknya dalam satu hari mampu menjual ratusan porsi kecil tiwul, atau sekitar delapan kuintal gaplek sebagai bahan bakunya setiap hari.

Harga tiwul bervariasi, antara Rp15.000 hingga Rp35.000 per porsi. "Biasanya untuk acara-acara khusus, memesan tiwul ukuran kecil, ada juga yang pesan tumpeng tiwul yang harganya Rp35.000 per porsi," katanya.

Ia mengatakan tiwul produksinya bisa tahan tiga hari tanpa menggunakan bahan pengawet. Pembeli dari luar kota dapat membawanya untuk oleh-oleh. Bisa juga membeli tepung tiwul.

"Kalau tiwul yang sudah diolah dapat tahan tiga hari, dan tiwul instan dapat bertahan satu tahun," kata Riyadi.

Selain tiwul, kata Slamet, wisatawan banyak yang membeli makanan khas Gunung Kidul lain seperti gatot, belalang goreng atau belalang bacem, serta berbagai makanan ringan lainnya.

"Wisatawan banyak mencari makanan khas Gunung Kidul. Sehingga, setiap liburan, permintaan selalu meningkat," katanya.

Salah satu pembeli tiwul, Mandarsi warga Jawa Tengah mengatakan saat dirinya berwisata ke Gunung Kidul selalu menyempatkan diri mampir ke toko tiwul "Yu Tum" karena rasanya tidak pernah berubah. Kualitas tiwul juga diperhatikan.

"Kualitas dan rasanya tetap terjaga. Selain itu, pemiliknya menempelkan keterangan batas waktu konsumsi," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015