Surabaya (ANTARA News) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) kini sedang menjajaki kerjasama dengan China Great Wall Industry Corporation (CGWIC), guna menyiapkan satelit pengganti, dengan akan berakhirnya usia aktif Satelit Telkom-1 milik Telkom pada 2012. Vice President Public and Marketing Communication Telkom, Muhammad Awaluddin, dalam keterangan persnya di Surabaya, Selasa, menyebutkan nota kesepahaman antara Telkom dan CGWIC telah ditandatangani Direktur Utama Telkom Arwin Rasyid dan Presiden Direktur CGWIC, Wang Haibo, di Grand Hyatt Beijing pada 16 Pebruari 2007. Lingkup kerjasama tersebut meliputi studi kemungkinan CGWIC menyediakan pelayanan untuk desain, pabrikasi, perakitan, pengetesan dan peluncuran berbagai jenis satelit untuk orbit geostasioner yang dibagi dalam berbagai bentuk kegiatan. Kegiatan itu seperti mengorganisasikan "working group" untuk desain satelit geostasioner, dengan melakukan elaborasi spesifikasi desain satelit dan fasilitas "telemetry tracking & command" untuk satelit komunikasi serta aplikasi jaringan satelit lainnya. Selain itu, studi tentang kebutuhan satelit masa depan (satelit navigasi, cuaca, dll) dan bukan hanya untuk "platform" satelit telekomunikasi serta studi tentang aspek teknis satelit komunikasi serta kendaraan peluncurnya. Telkom membutuhkan teknologi satelit, untuk semakin memperkuat lini bisnis telekomunikasi yang menjadi tanggung jawabnya sebagai perusahaan sekaligus agen pembangunan. "Kerja sama dengan CGWIC ini strategis, karena Telkom bisa mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknologi ini. Kami bisa melibatkan mereka di dalam rancang bangun desain dan pembuatan satelit ini nantinya," papar Awaluddin. Dalam tahap awal, Telkom dan CGWIC akan membuat tim kerja bersama untuk menentukan spesifikasi teknis dan desain satelit sesuai dengan kebutuhan yang ada. Pengkajian bersama ini dilakukan selama masa kerja awal satu tahun. Hasil kerja dan kajian tim itu, akan disampaikan kepada manajemen kedua perusahaan untuk dikaji aspek finansial dan bisnisnya. Sistem telekomunikasi Menurut Awaluddin, Indonesia sebagai satu negara besar kepulauan memerlukan berbagai sistem telekomunikasi yang handal serta mampu menjangkau seluruh pelosok Tanah Air. Di sisi lain, juga diperlukan tulang punggung sistem telekomunikasi yang saling terintegrasi, sehingga kehandalan telekomunikasinya tetap bisa terjamin. Karena itu, teknologi satelit yang merupakan salah satu tulang punggung telekomunikasi nasional perlu dipersiapkan menjelang berakhirnya usia aktif Satelit Telkom-1 milik Telkom pada 2014. Ia mengemukakan perkembangan penguasaan teknologi satelit telekomunikasi belakangan ini semakin banyak pilihan, guna mendapatkan satelit yang handal dengan lebih efisien dan efektif. Jika selama ini teknologi satelit telekomunikasi lebih banyak didominasi negara maju di Amerika, Eropa dan Rusia, kini juga muncul China sebagai salah satu negara yang diakui penguasaan teknologi tingginya. Untuk menjajagi hal itu, Telkom melakukan kerja sama dengan CGWIC. Program kerja sama ini diawali dari kunjungan Presiden SBY ke China tahun 2006 yang lalu, kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan antara delegasi China dengan delegasi Indonesia di Jakarta yang dipimpin oleh Lapan pada 11-13 September 2006. CGWIC yang berkantor di District Haidian Beijing merupakan perusahaan yang diakui resmi pemerintah China sebagai penyedia layanan teknologi luar angkasa. CGWIC berada di bawah Kementerian Industri Luar Angkasa Cina dan dikenal reputasinya sebagai pembuat satelit telekomunikasi serta broadcasting. CGWIC juga memiliki kemampuan untuk meluncurkan sendiri satelit ke Geo Stationary Orbit (GSO) menggunakan roket Long March. Perusahaan ini tercatat telah meluncurkan satelit ke orbit hampir 100 kali, sejak pertama kali berdiri pada 1980 menggunakan berbagai tipe roket peluncur yang dikembangkannya. Sedangkan Telkom sendiri juga telah berpengalaman dalam mengoperasikan dan mengelola bisnis satelit komunikasi. Sejauh ini, Telkom telah dan sedang mengoperasikan sembilan satelit sejak generasi Palapa A hingga kini beroperasi satelit Telkom-1 dan Telkom-2. Satelit Telkom-1 diluncurkan pada 13 Agustus 1999 dan satelit Telkom-2 pada 17 Nopember 2005. Kedua satelit milik Telkom itu, merupakan satelit komunikasi "geosynchronous" (Geo) dan masing-masing memiliki kapasitas 24 transponder standard dan beroperasi pada frekuensi C-band. Masa usia aktif keduanya adalah 15 tahun sejak diluncurkan. Dari posisi orbitnya di posisi 118 derajat Bujur Timur dan 108 derajat Bujur Timur, kedua satelit TELKOM ini cakupan pelayanannya bisa menjangkau wilayah Asia Tenggara, sebagian India, dan utara Australia. Dengan kemampuan dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki bersama itu, Telkom dan CGWIC menjajaki kemungkinan kerja sama melalui satu nota kesepahaman dalam mengembangkan dan membuat satelit telekomunikasi, demikian Awaluddin. (*)

Copyright © ANTARA 2007