Ambon (ANTARA News) - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo mengajak masyarakat Maluku untuk berinvestasi di bidang budidaya laut, karena potensi lahan untuk mengembangkan usaha di bidang ini sangat besar di daerahnya.

"Masyarakat perlu diberikan contoh budidaya laut, karena tanpa melihat contoh yang ada masyarakat sulit, bahkan tidak mau berinvestasi," kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo, pada saat meninjau Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon, di sela-sela kunjungan kerjanya, di Ambon.

Selain meninjau BPBL Ambon, Gatot juga meninjau sejumlah keramba ikan dan udang milik masyarakat di teluk dalam Ambon, dan memberikan apresiasi, karena air laut di teluk dalam Ambon tidak tercemar oleh industri apapun.

"Air laut di Maluku khususnya di Ambon, tidak tercemar oleh industri, ini benar-benar luar biasa, dan berpotensi sangat besar berinvestasi di bidang budaya laut," katanya.

Menurut dia, dengan air laut yang tidak tercemar dan bersih bisa mengembangkan pembibitan udang, ikan kakap, ikan tuna dan ikan kerapu bebek, kerapu macan dan kerapu cantang.

Sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo tentang Poros Maritim, yang tidak hanya pengembangan di permukaan tetapi di bawah juga harus dimaksimalkan.

"Masyarakat biasanya, kalau belum melihat hasilnya mereka tidak mau berinvestasi, karena itu kita perlu memberikan contoh, dengan membuat keramba yang sederhana bahannya dari kayu atau yang lebih modern, sesuai besarnya nilai investasi," ujar mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) itu.

Menariknya, mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) itu mengatakan, selama ini orang membuat tambak udang di pinggir pantai menggunakan listrik untuk menjalankan kincir air, tetapi dengan keramba yang ada memakai jaring kemudian masukan bibit ikan, ini sangat menguntungkan.

"Teluk Ambon akan menjadi ramai, kalau masyarakat berinvestasi ikan keramba, karena bibit ikan mudah didapatkan dari BPBL Ambon," demikian Gatot Nurmantyo.

Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, Nono Hartanto, mengatakan bahwa BPBL Ambon merupakan salah satu UPT Pusat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, di Wilayah Timur Indonesia.

Pihaknya telah berhasil mengembangkan 14 jenis ikan hias laut, antara lain Banggai Cardinal Fish (Pterapagon kauderni), Mandarinfish (Synchiropus splendidus), Blue Damselfish (Chrysiptera cyanea), Yellow Damselfish (Pamacentrus amboinensis), Clown (Amphiprion ocellaris),

Selanjutnya, Clown Biak (A. percula), Clown Giro Pasir (A.clarkii), Clown Balong (Premnas biocubatus), Clown Balong Padang (P.epigrammata), Clown pink (A. perideraion), Clown orange/Giro pellet (A. sandarcinos), Clown Picasso (A. percula var. Picasso), Clown Snowflake (A. percula var. snowflake), Clown Platinum (A. percula var. platinum).

"Kami bisa melayani sebayak 250.000 ikan hias, selain melayani benih ikan untuk konsumsi. Karena itu, lingkungan budidaya laut harus tetap terjaga jangan sampai tercemar, kalau ini terjadi usaha budidaya laut bisa gagal," katanya.

Nono mengatakan, pihaknya terus berinovasi teknologi budidaya, baik itu pembesarannya maupun pembenihan, dan siap mendampingi masyarakat yang berinvestasi budidaya dan ikan keramba, apalagi banyak sekali lokasi-lokasi budidaya di Maluku yang sangat potensial untuk dikembangkan.

"Kebutuhan benih ikan hias dan ikan konsumsi di Indonesia Timur sangat besar sekali, ini sangat luar biasa. Kami prediksi lebih dari dua juta per tahun, sementara produksi kami masih sangat terbatas," ujarnya.

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016