Kupang, NTT (ANTARA News) - Konsorsium Belanda berminat berinvestasi di bidang pengembangan potensi energi listrik arus laut Selat Gonsalu di Kabupaten Flores Timur, NTT. 

"Pemerintah Provinsi NTT sudah melakukan pertemuan dengan konsorsium di Belanda pada akhir Desember 2015. Tim lengkap dari Belanda akan tiba di NTT pada 1-5 Februari 2016. Tim ini akan meninjau lokasi di Larantuka," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum NTT, Andre Koreh, di Kupang, Selasa.

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan keserisusan konsorsium Belanda memanfaatkan arus laut di Selat Gonsalu, antara Flores Timur daratan dengan Pulau Adonara untuk pembangkit listrik.

Menurut dia, dari hasil survei awal diketahui arus Selat Gonsalu memiliki kekuatan 2,5 meter perdetik pada bulan gelap dan 3,5 meter pada detik pada bulan terang (purnama). Pengaruh gravitasi Bulan "menarik" permukaan laut di Bumi.

"Di Indonesia ini ada 12 titik arus yang bisa dijadikan sebagai pembangkit energi listrik, dan Selat Gonsalu merupakan yang terbaik," katanya.

Bahkan para ahli Turbin di Belanda mengatakan arus Selat Gonsalu mampu menghasilkan listrik 300 MegaWatt, lanjutnya, mengutip hasil pertemuan di Belanda.

Andre Koreh menambahkan sebelum tim lengkap dari Belanda ke NTT, pihaknya akan melakukan pertemuan terlebih dahulu dengan Menteri ESDM, Sudirman Said, untuk membahas masalah itu.

Masalah penting yang akan dibahas bersama adalah berkaitan dengan perlunya peraturan pemerintah tentang tarif listrik tenaga arus.

"Peraturan perundang-undangan kita belum mengatur tarif listrik tenaga arus. Peraturan hanya mengatur tentang tarif listrik tenaga batu bara, diesel, tenaga uap, maupun Matahari," katanya.

Menurut dia, peraturan itu diperlukan agar konsorsium Belanda dapat menggunakannya sebagai acuan dalam menyiapkan rencana investasi.

"Sebenarnya dalam pekan ini sudah ada pertemuan tetapi karena Menteri ESDM sedang berada di luar Jakarta sehingga ditunda," katanya.

Pewarta: Benardus Tokan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016