Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ), Jumat, diperkirakan akan kembali mengalami tekanan aksi ambil untung (profit taking). Analis Riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA mengatakan kenaikan indeks yang telah berlangsung cukup tinggi akan mendorong investor untuk merealisasikan keuntungannya. Mendekati akhir bulan, kata Krisna, investor juga masih dihantui tingginya inflasi Februari akibat banjir. Dia memperkirakan inflasi Februari ini di atas 1,04 persen, bahkan mungkin hingga 1,5 persen. Selain itu, lanjutnya, pengaruh bursa global dan regional yang turun diperkirakan juga menjadi faktor penekan IHSG akhir pekan ini. Pada 25 menit perdagangan pertama, IHSG turun 8,618 poin atau 0,48 persen menjadi 1.799,823 dan indeks LQ45 melemah 2,219 poin atau 0,58 persen ke posisi 382,584. Volume perdagangan mencapai 292,566 juta saham dengan nilai Rp219,918 miliar dari 3.299 kali transaksi. Saham yang turun mendominasi perdagangan, diman mencapi 38 dibanding yang naik 22, sedangkan 40 bergerak mendatar. Penurunan indeks dipicu oleh aksi ambil untung pada saham pertambangan, seperti Tamabng Timah (TINS) dan Aneka Tambang (ANTM) yang beberapa hari terakhir mengalami penguatan yang cukup tinggi. Saham TINS mengalami koreksi Rp250 menjadi Rp11.000 dan ANTM turun Rp200 ke posisi Rp9.050. (*)

Copyright © ANTARA 2007