Jakarta (Antara) - PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), anak usaha PT Pertamina Hulu Energi di sektor hulu migas, selama 2016 mengalokasikan anggaran investasi total 565 juta dolar AS atau sekitar Rp7,12 triliun.

Anggaran yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) perseroan tahun ini terdiri atas belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 168 juta dolar AS dan biaya operasi senilai 397 juta dolar AS, kata General Manager PHE ONWJ, Irwansyah di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan dana tersebut dialokasikan untuk mencapai target produksi minyak sebesar 37.300 barel per hari dan gas sebanyak 163 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Irwansyah mengatakan capex perseroan tahun ini dianggarkan untuk pemboran tiga sumur sebesar 35 juta dolar, workover 11 sumur senilai 30 juta dolar, proyek penggantian produk pipeline sebesar 63 juta dolar dan peningkatan fasilitas di lima station senilai 33 juta dolar. Sedangkan biaya operasional dialokasikan terutama untuk biaya produksi. "Sumber dana sepenuhnya dari PHE holding," ujar Irwansyah.

Menurut Irwansyah, target produksi minyak dan gas tahun ini turun dibandingkan pencapaian tahun lalu. Pada 2015, produksi minyak PHE ONWJ mencapai 40.031 barel per hari dari target dalam Work Plan and Budget (WP&B) sebesar 40 ribu barel per hari. Sedangkan pencapaian produksi gas sebesar 178,4 MMSCFD dari target dalam WP&B sebesar 175 MMSCFD.

"Target produksi minyak tahun ini turun terutama karena decline produksi, dan banyaknya rencana kerja sumur yang tidak ekonomis dilaksanakan, terkait dengan penurunan harga minyak. Target produksi gas turun, terutama karena decline produksi," ujar dia.

Untuk menahan penurunan produksi, menurut Irwansyah, PHE ONWJ merencanakan pekerjaan workover 11 (sebelas) sumur, dan 220 pekerjaan well service. "Tiga sumur yang akan dibor tahun ini adalah LESA-5, YA-4, KLB-18. Sedangkan gas diproduksikan dari lapangan APN, KL, GG, Echo, Bravo, Lima, Uniform," ujarnya.

Pasokan gas dari PHE ONWJ dialirkan ke beberapa konsumen, yaitu ke PT PLN (Persero) sebanyak 90 MMSCFD, PT Pupuk Kujang, Cikampek Karawang sebesar 50 MMSCFD, dan Pertamina Refinery Unit VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat sebanyak 20 MMSCFD.

Komaidi Notonegoro, Deputi Direktur ReforMiner Institute, mengatakan penurunan target produksi PHE ONWJ masuk akal karena produktivitas lapangan yang sudah turun. Bisa juga karena pertimbangan bisnis karena harga minyak mentah yang terus turun. "Untuk apa produksi minyak banyak-banyak di saat harga minyak saat ini sedang turun. Lebih baik menahan produksi sambil menunggu harga minyak naik," katanya.

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016