Pertamina Drilling berkomitmen untuk turut serta dalam upaya menopang ketahanan energi nasional
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berkomitmen dalam upaya meningkatkan produksi dan menambah cadangan minyak dan gas (migas) nasional lewat program eksplorasi pengeboran migas nonkonvensional (MNK).

Bersama dengan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), komitmen tersebut diperkuat dengan telah dilakukannya tajak sumur eksplorasi MNK kedua di Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau, yaitu sumur Kelok DET-1.

"Alhamdulillah, tajak sumur eksplorasi Kelok DET-1 yang merupakan sumur kedua eksplorasi MNK ini lebih awal empat hari dari perkiraan karena faktor cuaca yang mendukung," kata EVP Upstream Business PHR Edwil Suzandi melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Tajak sumur MNK yang kedua tersebut berhasil dilakukan PHR bersama Pertamina Drilling di Sumur Kelok pada Rabu (14/2) sekitar pukul 18.00 WIB. Pekerjaan itu dilakukan lebih cepat dari target.

Edwil mengatakan kegiatan tajak sumur tersebut dilakukan dengan baik tanpa adanya insiden maupun kecelakaan kerja.

"Dan Insya Allah, selama pekerjaan MNK ini kami harapkan berlangsung dengan aman dan selamat atau incident free ops (IFO) dan bisa diselesaikan sesuai target," katanya.

Tajak Sumur Eksplorasi MNK tersebut menggunakan rig Pertamina Drilling, tepatnya rig PDSI #42.3/N1500-E berukuran besar dengan tenaga 1.500 horsepower (HP) yang merupakan rig cyber dengan teknologi terkini dengan rencana kedalaman pengeboran mencapai hingga 8.188 kaki.

"Sebagai pembanding, operasi eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional di Wilayah Kerja Rokan umumnya menggunakan rig 350, 550, dan 750 HP. Dengan spesifikasi rig yang mumpuni dan teknologi yang mutakhir, kami optimis dapat menyukseskan program pengeboran sumur eksplorasi MNK kedua di WK Rokan ini," ucap Direktur Utama Pertamina Drilling Avep Disasmita.

Avep menjelaskan tajak sumur eksplorasi MNK kedua di WK Rokan itu diharapkan mampu mendorong kegiatan eksplorasi dan studi MNK yang lebih masif karena potensi sumber daya migasnya diperkirakan masih sangat besar.

"Pertamina Drilling berkomitmen untuk turut serta dalam upaya menopang ketahanan energi nasional, salah satunya adalah dengan mendukung kegiatan eksplorasi dan studi sumber MNK serta melakukan inovasi teknologi terkait dengannya," ujarnya.

Sebelumnya, PHR telah melakukan tajak sumur pertama eksplorasi MNK, yakni sumur Gulamo DET-1, yang berlokasi di Rokan Hilir pada Juli 2023 lalu. Pengeboran sumur Gulamo DET-1 ini juga menggunakan rig Pertamina Drilling PDSI #42.3/N1500-E berkapasitas besar dengan tenaga 1.500 HP mencapai kedalaman pengeboran hingga 8.559 kaki ke dalam perut bumi dengan tipe sumur eksplorasi vertikal.

PHR menjelaskan MNK merupakan migas yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya dengan permeabilitas rendah (low permeability).

Perbedaan mendasar antara hidrokarbon konvensional dan nonkonvensional ialah bahwa hidrokarbon konvensional terbentuk di batuan sumber dan bermigrasi ke batuan penyimpan (reservoir). Sedangkan hidrokarbon nonkonvensional terbentuk dan tersimpan di batuan yang sama.

Oleh karena itu, hidrokarbon nonkonvensional tidak memerlukan struktur perangkap layaknya hidrokarbon konvensional. Selain itu, hidrokarbon nonkonvensional terperangkap pada batuan dengan porositas dan permeabilitas yang sangat rendah sehingga membutuhkan teknologi tinggi untuk mengeksploitasinya.

Program MNK tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi dan menambah cadangan migas nasional dan upaya pencapaian target pemerintah, yakni produksi 1 juta barel minyak per hari di 2030.

Baca juga: Dirut Pertamina Hulu Rokan terima penghargaan bidang energi dari E2S
Baca juga: PHR memburu cadangan minyak di Sumur Mibasa dan Pinang East Blok Rokan

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024