Jakarta (ANTARA News) - Aksi ambil untung (profit taking) investor menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) kembali ke level 1.700. IHSG selama sepekan ini berada di level 1.800 yang terangkat oleh sektor pertambangan dan membaiknya bursa global dan regional. Analis Riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA di Jakarta, Jumat, mengatakan kenaikan indeks yang telah berlangsung cukup tinggi telah mendorong investor untuk merealisasikan keuntungannya. Pada penutupan sesi pagi, IHSG turun 23,367 poin atau 1,29 persen menjadi 1.785,074 dan indeks LQ45 melemah 6,282 poin atau 1,63 persen ke posisi 378,521. Volume perdagangan mencapai 988,946 juta saham dengan nilai Rp999,152 miliar dari 14.668 kali transaksi. Selain itu, kata Krisna, beberapa investor masih dihantui tingginya inflasi Februari karena dampak banjir. Dia memperkirakan inflasi Februari ini di atas 1,04 persen, bahkan mungkin hingga 1,5 persen. Anjloknya bursa global dan regional yang turun juga menjadi faktor penekan IHSG akhir pekan ini. Dengan kondidi ini telah membuat perdagangan saham di BEJ didominasi saham yang turun, dimana mencapi 76 dibanding yang naik 40, sedangkan 51 bergerak mendatar. Penurunan indeks dipicu oleh aksi ambil untung pada saham pertambangan, seperti Tambang Timah (TINS) dan Aneka Tambang (ANTM) yang beberapa hari terakhir mengalami penguatan yang cukup tinggi. Saham TINS mengalami koreksi Rp450 menjadi Rp10.800 dan ANTM turun Rp300 ke posisi Rp8.950. Anjloknya IHSG ini juga didorong oleh terus turunnya saham Telkom (TLKM), Bumi Resources (BUMI) dan beberapa sektor perbankan seperti Bank BRI (BBRI) serta Bank BCA (BBCA). Saham TLKM melemah Rp300 ke Rp9.300, BUMI melemah Rp30 ke harga Rp1.160, BBRI melorot Rp100 di posisi Rp4.750 dan BBCA turun Rp50 menjadi Rp5.100. (*)

Copyright © ANTARA 2007