Bogor (ANTARA News) - Tim Densus 88 Anti Teror Polri bersama aparat Polres Bogor Kabupaten, Sabtu, menggeledah rumah kontrakan yang selama ini dihuni SN bin ZN, salah seorang pelaku serangan teror di kawasan Sarinah Jalan MH Thamrin Jakarta pada Kamis (14/01).

Dari rumah kontrakan yang ditempati SN bin ZN yang beralamat di Gang Masjid, Kampung Sukamanah, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor itu, polisi mengamankan buku-buku ajaran agama dan buku catatan milik IY, istri SN.

SN selama ini di rumah kontrakannya tinggal bersama istrinya IY dan seorang anaknya. Mereka baru pindah dan tinggal selama tiga hari di rumah kontrakan yang diketahui milik salah seorang pegawai Pemda Kabupaten Bogor.

"Dari hasil penyisiran dan penggeledahan yang dilakukan, tidak ditemukan barang yang berbahaya, kita mengamankan barang-barang berupa buku milik terduga," kata Kapolres Bogor AKBP Suyudi Ario Seto.

"Buku catatan milik istri korban berisikan nilai-nilai pelajaran anak muridnya. Diketahui, istri terduga ini adalah seorang guru di Depok," katanya.

Alamat kontrakan SN diketahui setelah Ketua RT setempat melapor kepada lurah bahwa nama terduga teroris yang terlibat pemboman di MH Thamrin Jakarta mirip dengan data pengontrak yang ada di wilayahnya.

Laporan tersebut, lanjut dia, langsung ditindaklanjuti oleh aparat di wilayah dengan melakukan identifikasi pada Jumat (15/1), sementara rumah kontrakan itu sudah kosong.

"Menindaklanjuti hal itu, kami meminta tim Densus 88 untuk melakukan sterilisasi di lokasi kontrakan, dan aparat Polres Bogor melakukan identifikasi serta olah tempat kejadian," katanya.

Langkah sterilisasi oleh anggota Densus 88 dimulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Dari hasil sterilisasi tidak ditemukan benda-benda berbahaya dan mencurigakan.

Di rumah terduga hanya terdapat kulkas dan alat-alat masak, belum banyak perabotan.

"Barang bukti berupa buku-buku kami amankan ke Polres Bogor. Kami juga memasang garis polisi untuk proses penyelidikan. Aparat di wilayah kami minta untuk melakukan pengawasan," kata Suyudi.

Sementara itu, Kapolsek Tamansari Iptu Sudin Muhammad mengatakan, pihak RT sudah mencurigai pengongtrak terduga teroris sejak pindah Selasa (12/1).

"Awal mengurus kepindahan ada rasa curiga, karena menggunakan cadar, dan pindahannya malam hari," katanya.

Ia mengatakan, terduga pindahan dari Depok, belum diketahui pasti pekerjaannya, dan sering kali berpidah-pindah rumah.

"Ada kejadian bom di Sarinah, begitu identitas terduga diketahui, pihak RT curiga dengan nama yang sama dengan pengontrak baru," katanya.

Sudin mengatakan, setelah memastikan identitas terduga teroris sama dengan yang diumumkan di televisi, ketua RT melaporkan informasi tersebut kepada aparat Polsek Tamansari.

"Kami menindaklanjuti laporan, dan langsung melaporkan ke tingkat pimpinan untuk minta arahan agar dilakukan pengawasan hingga dilakukan penyisiran hari ini," katanya.

Sudin menambahkan, saat penyisiran dilakukan, kondisi rumah terduga sudah dalam keadaan kosong. Menurut informasi tetangga, istri terduga pergi meninggalkan rumah dengan terburu-buru pada Jumat pagi.

"Situasi saat ini sudah kondusif. Warga sudah diberikan arahan untuk tetap waspada dan melaporkan apabila ada hal-hal yang mencurigakan ke aparat setempat," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016