Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pernah mengutarakan harapannya agar anak sulungnya, Panji Hilmansyah, mengurus sekolah penerbangan maskapai rintisannya, Susi Air.

Harapan itu terungkap dalam buku "Untold Story: Susi Pudjiastuti", yang diterbitkan Buku Kompas pada 2015, setelah Susi dipercaya sebagai anggota Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.

Dalam buku berisi pengakuan banyak orang tentang kiprah Susi itu, ada segmen yang ditulis sang putra sulung Susi.

Panji menulis bahwa ibunya, yang dipanggilnya dengan sebutan "mom", memiliki harapan agar "saya nantinya yang akan mengurus Flying School Susi Air".

Panji juga bercerita, awalnya Susi menempa dia menjadi mekanik dan tim perintis Susi Air.

"Saya menjadi karyawan beliau di Susi Air. Saya mulai bekerja menjadi mekanik, kemudian menjadi anggota tim perintis untuk membuka area penerbangan dari Medan, Kalimantan, Papua," tulis Panji.

Menurut Panji, dari pengalaman menjadi perintis Susi Air, dia semakin menyadari bahwa ibunya, Susi Pudjiastuti, berperan dengan penuh kegigihan agar bisnisnya berjalan dan berkembang.

Panji juga mengingat dalam-dalam nasihat sang ibunda kepadanya, "Tidak ada sesuatu yang bisa didapatkan tanpa usaha keras".

Panji mengaku Susi memperlakukan dirinya sama seperti karyawan lainnya, begitu juga dengan gajinya yang disamakan dengan karyawan lainnya.

Setelah menjadi mekanik dan tim perintis di Susi Air, Panji diarahkan untuk mengambil lisensi pilot komersial, sehingga Panji mengambil sekolah pilot di Amerika.

"Saat saya meminta izin untuk bekerja dengan orang lain dahulu, Ibu meminta saya melanjutkan pendidikan instruktur penerbangan," tutur Panji.

Namun, harapan Susi kepada sang buah hati kini pupus karena si anak sulung berusia 31 tahun itu telah lebih dulu dipanggil Yang Maha Kuasa di kota Naples, Florida, AS.

"Betul wafat," kata Sekretaris Pribadi Menteri Kelautan dan Perikanan, Fika Fawzia kepada Antara, Senin pagi.

Jenazah Panji, setelah diterbangkan dari Amerika Serikat, bakal dimakamkan di Pangandaran, Jawa Barat, tempat asal almarhum.

"Pemakaman akan dilakukan di Jalan Merdeka 312, Pananjung, Pangandaran, setibanya jenazah di Indonesia," kata Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kementerian Kelautan dan Perikanan Lilly Aprilya Pregiwati.

Menurut keluarga, Panji berada di AS karena sedang bersekolah instruktur pilot di Florida.

Panji adalah anak tertua dari Susi Pudjiastuti (kedua adiknya adalah Nadine Kaiser dan Alvi Xavier). Dia meninggalkan seorang anak berusia 10 tahun bernama Armand.

Saat ini, jenazah Hilman masih dalam proses pemulangan dari Naples, sedangkan pihak keluarga berkoordinasi dengan KJRI Houston di AS.

Panji diduga terkena gagal jantung. Awal 2016, dia pernah mengeluh sesak nafas. Dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Sangat berduka

Susi masih dalam keadaan sangat berduka dan terus diberikan doa serta kalimat penguat oleh para tamu dalam menghadapi kematian putra sulungnya.

"Beliau masih sangat bersedih," kata Ketua Kwartir Nasional Pramuka Adhyaksa Dault usai menemui Susi di rumah duka di rumah dinas Menteri Kelautan dan Perikanan.

Menurut mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu, Susi masih kerap menangis dan ini dapat dimaklumi karena dia baru saja kehilangan putranya.

Namun saat ini, ujar Adhyaksa, Susi sudah lebih tenang dan ikhlas  menerima takdir Allah itu.

Adhyaksa juga berdoa dan mengutarakan harapan agar Susi diberi kekuatan oleh Allah SWT dalam menghadapi cobaan ini.

Selain Adhyaksa, pejabat lain yang melayat adlaah Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Di sekitar rumah dinas Susi terlihat karangan bunga duka cita dari Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Bahkan, Presiden Republik Indonesia periode 23 Juli 2001-20 Oktober 2004 Megawati Soekarnoputri juga turut mendatanginya ke rumah duka.

Para petinggi TNI/Polri juga memberikan karangan bunga turut berduka. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi adalah di antaranya.

Cucu kesayangan


Masih dalam "Untold Story: Susi Pudjiastuti", ada segmen yang ditulis ayah Panji Hilmansyah, suami pertama Susi, Yoyok Yudisuaryo.

Yoyok menulis bahwa meski telah bercerai, dia dan Susi tetap saling berkomunikasi dan bersepakat tetap mendidik Hilman (panggilan kesayangan Panji Hilmansyah) secara bersama-sama.

"Setelah bercerai, hubungan kami lebih seperti abang-adik. Hal ini mungkin membuat banyak orang kaget. Orang-orang di tempat lelang kadang merasa heran, kami kok bukan kayak mantan suami," kisah Yoyok yang juga pengusaha perikanan, sama seperti Susi.

Sedangkan mengenai Hilman, Yoyok menuliskan bahwa Hilman adalah cucu kesayangan kakek-neneknya sehingga setelah bercerai, Yoyok tak keberatan dan menyerahkan pengasuhan Hilman kepada Susi dan keluarganya.

Panji Hilmansyah dalam segmen tulisannya juga pernah mengungkapkan ada masa di mana hubungan anak-ibu itu tidak harmonis dan dia sempat memberontak karena menjadi "broken home child".

"Gaya hidup ugal-ugalan, tidak mau sekolah. Semua itu adalah aksi yang saya tunjukkan sebagai bentuk protes terhadap sikap Ibu yang keras," tutur Panji.

Namun, lambat-laun hubungannya dengan sang ibu membaik, dan Panji akhirnya dapat mengerti alasan ibu bercerai.

Setelah komunikasi membaik, Panji juga diajak membesarkan maskapai Susi Air.

Dalam "Untold Story: Susi Pudjiastuti", Panji menyatakan ibunya kini tidak lagi bos di perusahaan Susi Air, tetapi pikiran, tenaga, dan kebijakannya akan memengaruhi kehidupan masyarakat.

Panji juga menuliskan harapannya dalam buku itu, semoga pengangkatan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan "bermanfaat dan menjadi awal baru yang lebih baik".

Oleh Muhammad Razi Rahman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016