Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertekad menggalakkan program Kampung Keluarga Berencana (KB) di seluruh Indonesia untuk mengurangi secara signifikan angka putus kesertaan program KB.

"Kami menggunakan pendekatan Kampung Keluarga Berencana di seluruh Indonesia yang diharapkan dapat mengurangi secara signifikan angka putus kesertaan program Keluarga Berencana," ujar Presiden ketika memberi sambutan pada Konferensi Internasional Keluarga Berencana (International Conference on Family Planning/ICFP) di Nusa Dua, Bali, Senin sebagaimana dikutip dari siaran pers Tim Komunikasi Presiden.

Untuk menghadapi tantangan-tantangan itu, kata Presiden, Pemerintah Indonesia akan selalu mendorong program aksi yang bersifat lokal dengan melibatkan partisipasi warga.

Menurut dia, Kampung Keluarga Berencana dapat meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang, sebab alat kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntik, akseptor kerap lupa digunakan sehingga angka putus Keluarga Berencana menjadi meningkat.

"Program kesehatan yang dijalankan Pemerintah juga mencakup biaya keluarga berencana yang terjangkau atau bahkan gratis untuk pasangan KB," ujar Presiden.

Sebagai gambaran, laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2010-2015 sebesar 1,32 persen.

Artinya, setiap tahun penduduk Indonesia tumbuh sekitar 3 juta jiwa dengan rata-rata tingkat kelahiran tiap perempuan, antara 2 sampai dengan 3 anak.

Pemerintah Indonesia, lanjut Presiden, tengah bekerja keras untuk merevitalisasi program Keluarga Berencana karena tantangan dan tanggung jawab yang dihadapi oleh keluarga-keluarga Indonesia ke depan akan semakin besar.

Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi pada 2020-2030 di mana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016