Makassar (ANTARA News) - Perayaan Cap Go Meh sebagai rangkaian peringatan Tahun Baru Tionghoa  atau disebut Imlek yang jatuh pada 8 Februari 2016 tidak dilaksanakan seperti pada tahun-tahun sebelumnya di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Tahun ini tidak dilakukan Cap Go Meh. Setelah dilakukan prosesi Pappoe atau meminta doa kepada dewa-dewa di klenteng sehingga keluar petunjuk Cap Gomeh tidak usah digelar," kata Ketua Ikatan Pemuda Thionghoa Sulsel William Lauri di Makassar, Rabu.

Ia menjelaskan proses Pappoe adalah sebuah ritual menggunakan sumpit dalam wadah yang diguncang-guncang sampai keluar salah satu sumpit dalam wadah tersebut kemudian dipercaya untuk dijadikan petunjuk.

Selain itu Poppeoe sering digunakan dalam hal permohoan pelaksanaan kegiatan maupun pencaraian jodoh serta proses kehidupan selanjutnya atau semacam prediksi dan perintah dari dewa-dewa ketika akan melaksanakan hajatan.

"Hampir semua klenteng melakukan Poppoe dan hasilnya rata-rata sama petunjuknya Cap Go Meh tahun ini ditiadakan, tapi tetap ada rangkaian acara lainnya, hasil dari pertemuan lalu" ujar anggota DPRD Kota Makassar ini.

Kendati perayaan Cap Gomeh ditiadakan tahun ini, namun pihaknya tetap melaksanakan perayaan Imlek dengan berbagai kegiatan seperti bakti sosial, malah open house di gedung Bamboden jalan Gunung Latimojong, pentas budaya hingga Jappa-Joka disebut Kia-kia.

"Tetap ada kegiatan imlek, tahun ini adalah Monyet Api. Meski Cap Go Meh seperti tahun lalu digelar di jalan Sulawesi, tahun ini diganti dengan kegiatan Jappa-Joka. Nantinya jalan Sulawesi ditutup kemudian panitia memasang tenda dengan aneka jenis makanan, tentunya orang akan berjalan kaki dan bisa menikmati makanan," tambahnya.

Diketahui Cap Go Meh atau Hokkien melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia.

Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama artinya Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam. Ini berarti, masa perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari.

Pewarta: Darwin Fatir
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016