Islamabad (ANTARA News) - Dalam pertemuan sehari di Islamabad, para menteri dari tujuh negara Islam menekankan pentingnya solusi segera atas masalah Palestina. Mereka juga menyerukan agar resolusi mengenai nuklir Iran harus melalui jalur diplomasi. Para Menlu yang menghadiri pertemuan di ibukota Pakistan tersebut berasal dari Pakistan, Arab Saudi, Indonesia, Turki, Malaysia, Mesir, dan Yordania, di samping Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI). Pertemuan itu memfokuskan pembicaraan tentang agenda konferensi tingkat tinggi (KTT) OKI mendatang di Arab Saudi, yang bertujuan untuk mengakhiri konflik di Timteng. Berbicara dalam jumpa pers seusai pertemuan itu, Menlu Pakistan Kurshid Mahmoud Kasuri mengatakan, para menteri itu juga sepakat untuk melanjutkan pembicaraan untuk mencapai konsensus dalam memecahkan persoalan di Timteng sebelum KTT. KTT OKI sendiri belum ditentukan waktunya. KTT itu diusulkan Presiden Pakistan Pervez Musharraf yang telah lama berpendapat bahwa konflik Palestina itu merupakan akar dari terorisme. Musharraf mengusulkan inisiatif baru dalam kunjungannya ke beberapa negara Muslim beberapa pekan silam termasuk Suriah dan Iran, meski mereka tidak menghadiri pertemuan di Islamabad tersebut. Dengan menggambarkan sesi tersebut sangat bermanfaat, Menlu Kasuri mengatakan, para Menlu telah berjanji akan meningkatkan kerjasama dalam melawan aksi terorisme dan ekstrimisme, serta menolak kampanye fitnah terhadap Islam. "Kita membutuhkan kebersamaan dengan sesuatu yang baru, oleh karena itu, kita hendaknya mempengaruhi situsai di kawasan itu," katanya kepada kantor beriota IINA. "Para Menlu juga mengemukakan bahwa persoalan Palestina merupakan problem inti di Timteng, maka harus dipecahkan tanpa penundaan," ujarnya. "Para menteri juga menegaskan keprihatinannya atas berlanjutnya pendudukan dan aksi-aksi ilegal Israel termasuk munculnya kekerasan belum lama ini terhadap Mesjidil Aqsa," katanya dan kembali menambahkan, "Masalah Palestina harus diselesaikan di bawah resolusi dan inisiatif PBB untuk mengakui negara Palestina merdeka dan Jerusalem sebagai ibukotanya. Para Menlu tersebut juga menyatakan keprihatinan yang mendalam atas meningkatnya ketegangan yang berbahaya, khusunya masalah nuklir Iran. Bertalian dengan bentrokan antar faksi-faksi Palestina, Kusuri mengatakan, sangat mendebarkan hati ketika melihat aksi pembunuhan antar warga Palestina, di saat kekerasan sektarian di Irak sangat "menghebohkan". Diharapkan agar semua persoalan seperti nuklir Iran dan lainnya diselesaikan lewat jalur diplomasi, bukan lewat kekuatan senjata. Diperlukan kedamaian dan bukan kekerasan serta konfrontasi di kawasan Teluk. "Semua negara harus bekerja untuk menyelesaikan persoalan itu," katanya. Para Menlu juga mendesak Israel untuk menarik pasukannya dari wilayah pendudukan di Suriah dan Lebanon. (*)

Copyright © ANTARA 2007