Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jakarta Raya (Jaya) menyatakan turut berduka atas meninggalnya kamerawan Surya Citra Televisi (SCTV), Mohamad Guntur Syaifullah, yang menjadi korban dalam musibah tenggelamnya bangkai kapal motor (KM) Levina I. "PWI Jaya turut berduka cita atas ditemukannya jenazah Mohamad Guntur Syaifullah, semoga almarhum mati syahid dan segala dosanya diampuni Allah," kata Ketua PWI Jaya, Kamsul Hasan, kepada ANTARA News melalui layanan pesan singkat (SMS) PWI Jaya, di Jakarta, Selasa. Kamsul mengungkapkan, pihak Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) III Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) kepada PWI Jaya menyebutkan bahwa ahli waris akan mendapatkan santunan 42 kali upah yang dilaporkan atau Rp186,6 juta dari Jamsostek. Bila perusahaan tidak mengkover iuran Jamsostek, maka santunan 42 kali upah harus dibayar oleh perusahaan. Jenazah Guntur yang ikut tenggelam bersama KM Levina I di kawasan Muara Gembong, Minggu (25/2), ditemukan nelayan di perairan Bekasi pada Selasa. Jenazahnya ditemukan sekira pukul 17.20 WIB mengapung di pantai pariwisata Ardam, Muara Mati, Bekasi, Jawa Barat, yang berjarak sekira 2,5 mil dari lokasi karamnya KM Levina I, atau berjarak sekira enam mil dari Tanjung Priok, Jakarta Pusat. Sementara itu, Pemimpin Redaksi (Pemred) Liputan 6 SCTV, Rosiana Silalahi, menyatakan rasa duka mendalam atas kepergian Guntur yang telah 11 tahun mengabdi di stasiun televisi swasta tersebut. "Kami bukan hanya kehilangan rekan kerja yang berdedikasi dan loyal, melainkan juga seorang saudara," ungkap Rosi. Guntur lahir di Metro, Lampung Tengah, pada 11 Maret 1961, dan bergabung di SCTV sejak 12 Februari 1996. Guntur pernah tercatat sebagai mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun di Fakultas Hukum (dua tahun) dan Universitas Terbuka jurusan Administrasi Negara (dua tahun). Ia meninggalkan seorang istri, Siti Maemunah, dan tiga orang anak Deviana Pratami Putri (16), Ivan Fausta Ramadhan (13), dan Tristania Putri Salsabila (6). Tewasnya wartawan saat bertugas bukan yang pertama di Liputan 6 SCTV. Sepuluh tahun lalu, tepatnya 27 September 1997, SCTV juga kehilangan kru liputan 6 dalam kecelakaan pesawat Garuda di Desa Buah Nabar, Sibolangit, yakni Ferdiandusius dan Yance Iskandar. Keduanya gugur saat menjalankan tugas hendak meliput bencana asap menggunakan pesawat Garuda yang terhempas di Desa Buah Nabar, Sibolangit. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007