Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia untuk terlibat aktif dan terencana dalam program diplomasi ekonomi yang dijalankan pemerintah.

Hal itu disampaikan Menlu Retno saat menerima kunjungan Ketua Umum KADIN Rosan Roeslani dengan jajaranya pada Jumat (5/2), menurut keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menlu RI berpendapat KADIN dapat berperan dalam meningkatkan kinerja diplomasi ekonomi Indonesia, salah satunya melalui keikutsertaan sektor ekonomi yang sudah dipetakan relevansi dan potensinya dalam lawatan Presiden RI ke luar negeri.

Selain itu, KADIN diharapkan dapat membantu dalam perumusan target-target di bidang ekonomi untuk negara-negara mitra.

KADIN juga dapat ikut menerjemahkan investasi politik yang telah dilakukan Kemlu RI dengan negara-negara sahabat untuk menjadi investasi dengan nilai ekonomi.

"Sinergi dan koordinasi antara pemerintah dan pelaku usaha diharapkan dapat terus dipererat sehingga target kerja sama ekonomi dengan negara mitra yang telah ditetapkan pemerintah dapat terwujud," ujar Retno.

Selanjutnya, Menlu RI melalui KADIN mendorong sektor swasta untuk membantu mendefinisikan kepentingan perekonomian Indonesia guna memberikan kepada Pemerintah suatu peta kepentingan nasional yang jelas.

Peta kepentingan perekonomian nasional yang jelas diperlukan untuk memfasilitasi Pemerintah dalam melakukan kerja sama dengan berbagai negara mitra.

Peta kepentingan ekonomi nasional itu juga diperlukan pemerintah Indonesia sebagai acuan dalam melakukan berbagai perundingan, seperti untuk "Free Trade Agreement" (FTA), "Comprehensive Economic Partnership" (CEP), dan "Trans Pacific Partnership" (TPP).

Dalam pertemuan Menlu RI dan Ketua Kadin Indonesia beserta jajarannya, kedua pihak juga membahas rencana kunjungan Presiden Joko Widodo ke beberapa negara Eropa, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi riil bagi perkembangan perekonomian nasional.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016