Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kehutanan (Dephut) tahun ini menargetkan membangun 20 Taman nasional model melalui kegiatan restorasi (pemulihan) kawasan. "Dari 50 taman nasional yang ada, kita berencana merestorasi 20 di antaranya karena anggaran departemen untuk pemulihan di kawasan konservasi yang kritis belum ada," kata Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Arman Malolongan di Sukabumi, Selasa. Untuk tahun ini, anggaran yang ada di Dephut dipusatkan untuk mendukung Kegiatan Gerhan yang mencapai 900.000 hektar, katanya usai mencanangkan restorasi kawasan konservasi di koridor gunung Salak-Halimun, Jawa Barat. "Kita akan mengajukan anggaran untuk mendukung kegiatan ini ke DPR," katanya. Pencanangan restorasi ini dilakukan karena laju degradasi di gunung Halimun sebagai salah satu daerah tangkapan air dan tata air sudah memprihatinkan, katanya. Selama kurun 1989 sampai 2004, laju degradasi dikawasan konservasi ini mencapai 22.000 hektar, Sementara itu, lebar koridor yang pada 1990 mencapai 1,4 km kini menyusut tinggal 0,7 km. Koridor Gunung Salak-Halimun ini rusak karena okupasi lahan garapan penebangan liar, dan penambangan emas, kata Dirjen. Kondisi tersebut menyebabkan lahan semak belukar mendominasi kawasan ini, yakni 35,29 persen dari total luas koridor yang mencapai 4.206,18 hektar. Padahal, menurut dia, koridor kedua gunung di Jawa Barat itu merupakan hulu beberapa sungai penting yang mengalir sampai Jakarta, seperti Sungai Cihamerang yang merupakan hulu sungai Cisadane yang menyebabkan banjir beberapa waktu lalu. Koridor ini diharapkan juga dapat berfungsi sebagai jalur migrasi Macan Tutul, Elang Jawa, dan Owa Jawa. Untuk merestorasi koridor ini, kata Arman, Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) menggandeng Chevron, PT PLN, Pemkab Sukabumi, LSMB PEKA dan Absolut untuk memberdayakan masyarakat yang berada di kawasan ini dengan membentuk Model Kampung Konservasi (MKK).(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007