Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat tidak akan secara khusus memeriksa orang-orang yang memasuki negara itu untuk mendeteksi virus Zika karena banyak orang yang terinfeksi Zika tidak memiliki gejala, menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS), Jumat.

"Berdasarkan pemahaman terbaru kami tentang virus ini, peningkatan pemeriksaan kesehatan masyarakat di perbatasan untuk mengantisipasi Zika tidak akan efektif," kata DHS dalam sebuah pernyataan.

"Kebanyakan orang yang terinfeksi Zika tidak menunjukkan gejala dan karena itu tidak dapat diidentifikasi selama proses pemeriksaan," kata pernyataan dari DHS, seperti dilaporkan AFP.

Namun, DHS mengatakan, jika seorang petugas imigrasi mengamati adanya tanda-tanda penyakit, pendatang tersebut dapat dibawa ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit untuk "evaluasi medis tambahan".

Selain itu, DHS menyampaikan bahwa para imigran gelap yang ditahan oleh patroli perbatasan dan menunjukkan tanda-tanda penyakit akan ditempatkan secara terpisah dari orang lain.

Secara khusus, para wanita hamil yang tertahan pemeriksaan akan menjalani tes darah untuk mendeteksi Zika dan diberikan perawatan kehamilan saat dalam pengawasan, jika mereka datang dari negara-negara yang terkena wabah virus Zika.

Zika telah menyebar dengan cepat di sepanjang Amerika Latin dan Karibia, dan Brazil adalah negara yang paling terdampak, diikuti oleh Kolombia.

Sebagian besar kasus Zika termasuk ringan, tetapi virus itu telah dikaitkan dengan peningkatan pesat jumlah anak yang lahir dengan microcephaly pada para ibu yang terinfeksi Zika selama kehamilan.

Mikrosefali adalah suatu kondisi cacat lahir pada bayi dengan ukuran kepala dan otak yang kecil abnormal.

Zika juga dikaitkan dengan sindrom Guillain-Barre, yakni gangguan neurologis yang dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian.
(UU.Y012)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016