Palembang (ANTARA News) - Bank Dunia menyatakan akan membantu pemasaran gas metan dan karbondioksida hasil pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan, Palembang, dengan tujuan ke sejumlah negara Eropa. Sebagian besar negara maju telah memanfaatkan gas metan dan karbodioksida untuk penganti CFC (Cloroflorocarbon), seperti negara Belanda, kata Perwakilan Bank Dunia Bidang Kelestarian Lingkungan Hidup, Ina Pranoto, di Palembang ketika memaparkan rencana pengelolaan sampah di TPA Sukawinatan, Kamis. Menurut dia, sejak tahun 1994 bank dunia telah memprogramkan pengantian freon untuk meminimalisir kerusakan ozon salah satunya diganti dengan bahan yang alami, seperi karbondioksida. Sampai saat ini bank dunia terus mengampanye penggunaan gas alami untuk berbagai produk sehingga sejumlah produk yang menggunakan freon kini sudah diganti dengan bahan serupa tetapi alami, seperti carbon, tambahnya. Ia mengatakan, peluang pembuatan gas metan dan carbon di TPA Sukawinatan yang berlokasi di Palembang sangat besar. Untuk itu pihaknya berharap agar pembangunan proyek pengumpulan gas metan dan carbon dari TPS tersebut segera direalisasikan, katanya. Pembangunan proyek ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah setempat karena dengan diolahnya sampah menjadi gas maka akan menimbulkan multi efek positif. Saat ini saja, Negara Belanda siap menampung gas metan dan carbon yang dihasilkan dengan harga berkisat 8 euro sampai 10 euro per ton, ujarnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007