Bekasi, Jawa Barat (ANTARA News) - Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu, memastikan realisasi proyek trasnportasi massal Aeromovel atau kereta angin di wilayah itu akan molor dari terget akibat kendala pendanaan.

"Aeromovel itu seharusnya sudah berjalan proyeknya pada awal 2016 ini berupa pemancangan tiang rel. Tapi pendanaan dari pihak konsorsium belum juga terkumpul," katanya, di Bekasi, Sabtu.

Pada rencana awal, kata dia, Aeromovel yang serupa dengan kereta angin di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) itu diproyeksikan menjadi sarana tranportasi alternatif bagi masyarakat sekaligus mengurangi dampak kemacetan di Kota Bekasi.

Kereta tersebut akan melintasi Jalan Ahmad Yani dari perumahan Kemang Pratama, Bekasi Selatan, menuju kawasan Summarecon dan perumahan Harapan Indah sejauh 12 Km.

Sejumlah titik tiang pancang rel yang dilintasi kereta tersebut telah dipetakan pemerintah Kota Bekasi, namun proyek fisiknya hingga kini belum dapat terlaksana.

Tiang pancangnya akan dibangun mirip dengan tiang monorel, namun skalanya lebih kecil mengingat konstruksi lintasan Aeromovel lebih ringan.

"Aeromovel tiap satu kilometer butuh biaya Rp75 miliar, masih lebih murah bila dibanding MRT atau sejenisnya," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016