Konsumsi masyarakat harus lebih berkualitas dan sadar MEA, sehingga produk-produk dalam negeri bisa berdaya saing,"
Bandung (ANTARA News) - Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan mengimbau membudayakan pola konsumsi berkualitas untuk memperkuat daya saing produk dalam negeri pada era Masyarakat Ekonomi Eropa (MEA).

"Konsumsi masyarakat harus lebih berkualitas dan sadar MEA, sehingga produk-produk dalam negeri bisa berdaya saing," kata Ahmad Heryawan di Bandung, Senin.

Ia menyebutkan, setelah memasuki MEA memang tidak terasa secara langsung pengaruhnya, namun secara perlahan di berbagai sektor sudah mulai terasa, terutama di sektor tenaga kerja dan jasa.

Namun dengan mengutamakan produk dalam negeri atau tenaga kerja dalam negeri, maka akan meningkatkan daya saing dengan produk dari negara ASEAN lainnya yang sudah mulai mengalir.

"Indonesia sudah jelas menjadi pasar di kawasan ASEAN, tapi jangan mau jadi pasar saja tapi juga dengan jumlah penduduk yang besar harus bisa memanfaatkan pasar terbuka di luar negeri," katanya.

Gubernur mengingatkan, produk-produk Jabar dan juga tenaga kerja Jabar memiliki dayang saing di luar negeri. Namun terkadang potensi itu tidak disadari dan kurang jejaring pasar yang mendukung.

"Makanya manfaatkan seluruh potensi yang ada, jejaring sosial, media massa dan juga mitra di luar negeri. Selain itu perkuat pasar di dalam negeri sekaligus mengedukasi pasar atau konsumen untuk cinta produk dalam negeri," kata Heryawan.

Cinta produk dalam negeri, kata dia perlu ditanamkan mulai dari produk kecil hingga berskala besar. Selain itu edukasi konsumen juga perlu terus dilakukan.

"Bila mau ngopi, pilih kopi Jawa Barat, kalau mau makan atau pakaian pilih produk dalam negeri. Sehingga nilai tambah dan daya saing produk lokal kuat serta jam kerja tenaga kerja kita tidak lari ke luar negeri," kata Heryawan.

Ia mengkritisi budaya latah konsumen yang kerap terjebak oleh produk luar negeri yang kualitasnya kalah oleh produk dalam negeri.

"Jadilan konsumen yang bijak dan cinta dalam negeri, tak perlu latah karena produk dalam negeri sebenarnya sudah tersedia dan tak kalah keren," katanya.

Heryawan juga mengkritisi sistem distribusi produk dalam negeri yang kerap diekspor tanpa label atau merek sehingga marginnya menjadi rendah.

"Barang yang diekspor tanpa label kadang balik lagi ke negeri kita, dengan label dari luar negeri harganya dua kali lipat lebih mahal. Itu jangan terjadi di ajang MEA," kata Heryawan menambahkan.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016