Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memeperkirakan transaksi dari e-commerce pada 2016 dapat mencapai 25 miliar dolar AS.

Menurut Rudiantara di Jakarta, Senin, jumlah tersebut naik hingga 40 persen dibandingkan 2015 yang diperkirakan mencapai 13 miliar dolar AS.

Ia mengatakan pertumbuhan e-commerce yang pesat tersebut didorong oleh target pertumbuhan ekonomi yang di atas lima persen.

Selain itu dukungan, pertumbuhan transasksi e-commerce tersebut juga seiring dengan gencarnya sosialisasi dan promosi yang dilakukan terkait perdagangan elektronik tersebut, serta penetrasi internet yang terus meningkat.

Menteri juga mengatakan, pada tahun ini, pihaknya akan menerbitkan Peraturan Menteri terkait dengan perlindungan data nasabah e-commerce.

Dengan adanya peraturan tersbeut diharapkan masyarakat smeakin yakin bahwa transaksi e-commerce aman dan terlindungi. "Sehingga akan mendorong masyarakat untuk masuk dalam e-commerce," katanya.

Sementara itu, saat ini peta jalan telah selesai, dan Rancangan Peraturan Pemerintah terkait e-commerce telah berada di Kementerian Perdagangan. Ia memprediksi pada Maret ini, Peraturan Pememrintah terkait e-Commerce tersebut telah diterbitkan.

Sementara itu, CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, saat ini pelanggan e-commerce diperkirakan mencapai 70 juta. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring penetrasi internet yang juga terus berkembang.

Ia mengatakan, di era internet inilah, peluang besar bagi para pengusaha UKM dalam memasarkan produknya tidak hanya tingkat lokal bahkan ke luar negeri.

Ketua Umum Indonesia E-Commerce Association (IdEA) Daniel Tumiwa mengatakan, saat ini terdapat 56 juta UKM yang terus tumbuh. Dukungan inovasi dan teknologi akan semakin mendorong perkembangan para pengusaha.

Senior EVP Transaction Banking Bank Mandiri Rico U Frans mengatakan, adanya e-commerce saat ini juga dapat menjadi peluang bagi pembiayaan perbankan untuk UKM. Hal ini mengingat dengan e-commerce, profilling perusahaan juga semakin baik.

Misalnya, adanya e-commerce, bank dapat mengetahui berapa jumlah transaksi perdagangan UKM tersebut. Sehingga hal ini dapat menjadi acuan bank dalam menyalurkan kredit.

Selama ini, menurut dia, kebanyakan profilling terhadap pengusaha UKM bersifat impresi. Profilling hanya dilihat saat wawancara.

Dengan e-commerce, maka data-data untuk melakukan profilling pengusaha UKM juga semakin lengkap.

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016