Jakarta (ANTARA News) - Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Didik Setiawan asal Ponorogo, Jawa Timur, meninggal dunia akibat ledakan tangki penyimpan bahan pemadam kebakaran milik perusahaan Hanguksobang di Sunseo, Distrik Gun-ui, Provinsi Gyeongbuk, Korea Selatan, Senin (29/2).

Koordinator Fungsi Konsuler Kedutaan Besar RI Seoul Aji Surya mengatakan bahwa pada saat kejadian ada sembilan warga Indonesia yang bekerja di lokasi itu.

"Akibatnya, satu TKI bernama Didik Setiawan dari Ponorogo meninggal. Sedang dua lainnya, yakni Dwi Mulyono dari Malang terluka di bagian tangan dan Hari Subagyo asal Ponorogo, luka akibat obat pemadam kebakaran," katanya lewat pesan pendek kepada Antara di Jakarta, Selasa.

"Hak-hak almarhum akan dipenuhi. Adapun korban luka juga akan diurus hingga pulih," tambah dia.

Ia menjelaskan bahwa menurut otoritas pemadam kebakaran Korea Selatan ledakan yang terjadi sekitar pukul 17.00 itu terjadi karena tholuen yang ada dalam tangki terkena percikan api saat pekerja melakukan pengelasan untuk memperbaiki keretakan pada tangki.

Aji mengatakan otoritas keamanan Korea Selatan masih menyelidiki musibah tersebut.

Kedutaan Besar RI di Seoul telah memberikan bantuan kepada para korban dengan berkoordinasi kepada wakil pimpinan perusahaan.

"Kita sangat terpukul dan menyatakan belasungkawa kepada para korban atas kejadian ini. KBRI akan melakukan upaya maksimal untuk memberikan perlindungan dan mengawal hak-hak warga kita," ujar Wakil Dubes RI, Cecep Herawan.

Cecep menjelaskan perusahaan Hanguksobang telah mengontak keluarga korban tewas untuk pengurusan jenazah serta pemulangannya ke Tanah Air.

Fungsi Konsuler KBRI akan berkoordinasi dengan perusahan dan teman korban guna memastikan hak-hak mereka diberikan secara cepat dan tepat.


Delapan Selamat

Enam dari delapan TKI yang selamat dari ledakan tangki penyimpanan bahan pemadam kebakaran di Pabrik Hanguksobang dalam kondisi sehat.

"Semua enam orang yang lain sehat, tidak terluka apapun," kata Aji.

Para TKI yang selamat dari ledakan berkoordinasi dengan KBRI di Seoul dan menjaga kawan mereka yang sedang dirawat di rumah sakit.

"Teman yang menunggu korban sakit ada dua orang dan mereka bergiliran dengan yang lain," jelas Aji.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016