Parapat (ANTARA News) - Pengkhotbah Australia, Rev.James Haire mengatakan, Dewan Gereja Asia harus mencari formula yang tepat dalam menyampaikan Injil menurut hati dan cara Kristus dalam konteks budaya yang beragam dan perubahan yang terus terjadi. Gereja-gereja harus bergumul bersama bagaimana memberitakan Injil dalam tantangan Asia yang terus datang silih berganti sejak masa penjajahan, katanya pada kebaktian Minggu di Gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) Parapat, Kabupaten Simalungun, Minggu, dalam rangkaian kegiatan Jubilium 50 Dewan Gereja Asia. Kebaktian itu diikuti ratusan jemaat terdiri atas sebagian peserta Dewan Gereja Asia dan warga di sekitar gereja HKI Parapat itu. Jemaat terlihat khusuk mendengarkan khutbah dan menyanyikan Kidung Jemaat. Perayaan Jubileum Gereja se Asia tersebut berthema "Membangun Komunitas Damai Untuk Semua" itu diikuti 25 negara. Kebaktian Minggu dalam rangka pertemuan Dewan Gereja Asia itu dilakukan di 59 gereja yang ada di sekitar Parapat, Simalungun. James dalam khutbahnya yang diterjemahkan Pendeta Elia Tarigan menambahkan, gereja-gereja harus memerangi kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan. Gereja juga harus menghadapi tantangan pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam dan tantangan memberitakan Injil di tengah-tengah umat yang berkeyakinan berbeda yang masih melanda Asia. Gereja-gereja di Asia juga harus memberitakan Injil dimana terdapat pertentangan diantara kelompok-kelompok, perseteruan memperebutkan sumber-sumber ekonomi yang semakin hari semakin meningkat di zaman ini. "Gereja hendaknya memberitakan pula Injil di tengah-tengah budaya kekerasan terhadap anak, perempuan, kaum tak berdaya dan juga ciptaan lain yang juga tak berdaya," katanya. Lebih jauh pengkotbah asal negeri "Kanguru" itu menjelaskan gereja-gereja di Asia diharapkan pula memberitakan Injil dalam konteks liberalisasi perdagangan yang dikuasai oleh para pemegang modal dan mengorbankan kaum yang tidak bermodal, memeras para buruh pabrik dan menyengsarakan para petani. Liberalisasi perdagangan itu diakui semakin memperlemah usaha untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan pendidikan kaum kecil dan memperlambat usaha menghentikan penyebaran HIV/AIDS di Asia.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007