Denpasar (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Wilayah III, mengingatkan bahwa bencana angin puting beliung bisa saja muncul kembali di sejumlah daerah di Bali. Selain angin puting beliung, ombak besar disertai angin kencang juga dimungkinkan terjadi di perairan laut Bali hingga hari Rabu mendatang, kata Kepala Bidang Data dan Informasi BMG Wilayah III, H. Sutrisno, di Denpasar, Selasa. Disebutkannya, ombak besar yang disertai hujan dan tiupan angin cukup kencang dimungkinkan muncul sehubungan badai siklon (cyclone) muncul dari kawasan Australia. Tropical Cyclone George (TCG) akan terjadi di bagian utara Australia, sementara itudi timur laut negeri itu akan muncul Tropical Cyclone Odette (TCO) yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan cuaca di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Bali dan Nusa Tenggara. Berdasarkan data satelit, kata Sutrisno, badai TCG dan TCO yang muncul di negeri tetangga akan dapat menimbulkan tiupan angin kencang di Samudra Hindia. Untuk wilayah Bali, ia mengemukakan, perlu diwaspadai adanya tiupan angin dalam kecepatan cukup tinggi yang datang dari arah barat. Tidak hanya itu, katanya, pengaruh dari badai siklon tersebut juga dapat menimbulkan angin puting beliung yang pada tahun lalu sempat muncul di Pulau Dewata. Amukan angin yang cukup menakutkan itu, pada tahun lalu sempat memporak-porandakan sejumlah rumah penduduk di daerah Kayubuntil dan Tigawasa, Kabupaten Buleleng, Bali bagian utara. Di kedua daerah tersebut, tercatat puluhan rumah dan kandang ternak milik warga, bagian atapnya sempat diterbangkan angin. Tidak hanya atap, bagian dinding rumah penduduk yang terbuat dari bahan gedek dan kayu lapis (tripleks), juga turut mengangkasa. Bersamaan dengan itu, angin puting beliung yang muncul bersamaan dengan derasnya curah hujan, juga sempat mengakibatkan tumbangnya beberapa pohon dan tanaman keras lainnya. Namun demikian, baik bencana yang di Kayubuntil maupun yang di Tigawasa, tidak sampai menelan korban jiwa manusia, terkecuali beberapa warga sempat mengalami luka-luka ringan akibat tertimpa atap bangunan yang sempat terbang. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007