Jika terus konsisten sejak triwulan pertama 2016, kita bisa kembali ke tren pertumbuhan 5,0 persen."
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi bisa melebihi 5,1 persen pada triwulan I 2016, dipicu stimulus dari percepatan realisasi anggaran pemerintah sejak awal tahun, dan pulihnya konsumsi rumah tangga.

Bank sentral melihat perbaikan signifikan dari realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, terutama untuk realisasi pagu belanja modal yang meningkat tiga kali lipat dibanding periode sama di 2015, kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung di Jakarta, Kamis.

Manfaat dari stimulus belanja fiskal tersebut juga sudah timbul sejak percepatan realisasi anggaran pada triwulan IV 2015.

"Belanja modal sampai akhir Februari meningkat 300 persen (yoy) dibanding 2015, sedangkan belanja barang juga naik pesat. Ini jadi salah satu penopang pertumbuhan di triwulan I," ujarnya.

Percepatan realisasi belanja modal ini termasuk realisasi dana infrastruktur yang dianggarkan Rp313,5 triliun selama 2016. Realisasi proyek infrastruktur sejak triwulan I 2016 turut meningkatkan konsumsi swasta, meskipun peran swasta dinilai belum begitu signifikan.

Juda memperkirakan konsumsi swasta baru akan meningkat di triwulan II.

Permintaan swasta juga diharapkan meningkat seiring pelonggaran kebijakan suku bunga yang dijalankan Bank Indonesia hingga Maret 2016, dengan menurunkan bunga acuan (BI rate) menjadi 6,75 persen.

Di sisi lain, bank sentral melihat daya beli masyarakat terus membaik. Mengutip indeks penjualan eceran, Indeks Penjualan Riil Januari 2016 tumbuh 12,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Desember 2015 yang tumbuh 11,4% (yoy).

"Adapaun keyakinan konsumen juga masih pada di rentang yang optimis pada Februari 2016," ujar Juda.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Sidqy Lego Pangesthi Suyitno juga meyakini pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 akan melebihi 5 persen.

Dalam kajiannya, perbaikan pola serapan anggaran menjadi kunci pendorong pertumbuhan. Jika belanja anggaran infrastruktur terserap merata dan menyeluruh akan menyumbang 1,7 persen dari target pertumbuhan ekonomi nasional.

"Jika terus konsisten sejak triwulan pertama 2016, kita bisa kembali ke tren pertumbuhan 5,0 persen," ujarnya.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016