Cotabato, Filipina (ANTARA News) - Militer Filipina, Selasa, mengatakan, bahwa pihaknya 16 pemberontak separatis Muslim dan seorang tentara tewas dalam pertempuran terakhir di selatan negara itu. Sekitar 200 pejuang Front Pembebasan Islam Moro (MILF) menyerang pasukan militer di dua desa di pulau Mindanao Senin malam, yang kemudian memicu pertempuran sengit, kata Letkol Julieto Ando, juru bicara militer setempat. Bentrokan bersenjata itu berlangsung hingga Selasa pagi, menyebar ke sekitar 17 desa dan memaksa sekitar 4.000 penduduk meninggalkan rumah mereka, kata pejabat tadi. Ando mengatakan, pasukan MILF, yang bertempur untuk mewujudkan negara Islam yang merdeka di Mindanao hampir selama tiga dasawarsa, menembakkan granat berpeluncur roket kepada posisi militer di kekerasan terakhir dari gencatan senjata yang telah berumur empat tahun. "Kami menghormati gencatan senjata, tapi MILF terus menyerang kami," kata Ando kepada radio setempat. Tentara mendesak mundur dalam bentrokan di dekat kota Midsayap, kata Ando. Dia mengatakan, seorang prajurid tewas dan dua lainnya luka-luka. Pada Selasa petang, 16 pejuang MILF tewas, kata militer. Seorang wartawan AFP melihat 16 jenazah di sebuah ladang jagung dan di dekat sebuah jalan raya di wilayah itu, namun tidak ada konfirmasi mereka adalah pemberontak MILF. Jurubicara MILF, Eid Kabalu, mengatakan pasukannya tidak berinisiatif menyerang dan mengecam pihak militer melanggar batas atas wilayah yang dikuasai pemberontak dan memancing terjadinya bentrokan. "Tentara tiba di sana tengah malam, menekan MILF, dan kami dipaksa untuk bertempur lagi," kata Kabalu kepada AFP. MILF setuju untuk memotong jalur-jalur dengan kelompok teror luar negeri dan menandatangani gencatan senjata dengan Manila pada tahun 2003, untuk memuluskan jalan perundingan resmi dengan pemerintah Presiden Gloria Arroyo, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007