Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Dua belas jenazah korban jatuhnya heli milik TNI Angkatan Darat di Poso telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Poso, Minggu malam.

"Tadi sekitar pukul 21.30 WITA sudah ditemukan lagi satu jenazah, sehingga sudah 12 jenazah yang berhasil dievakuasi," kata Camat Poso Pesisir Muhlis Saing via telepon, Minggu malam.

Muhlis bersama aparat TNI, Polri dan masyarakat ikut serta mengevakuasi jenazah bahkan ikut memadamkan api saat heli yang membawa 13 penumpang itu jatuh di dekat Bandara Kasiguncu Poso, Minggu petang.

Menurut Muhlis, jenazah-jenazah korban nyaris sudah tidak dikenali dengan baik. "Kondisi jenazah hampir tidak ada yang utuh," kata Muhlis.

Dia mengatakan dari 12 jenazah itu satu di antaranya sudah dipastikan adalah Danrem 132 Tadulako Kol Inf Saiful Anwar.

Cuaca di Poso dan sekitarnya hingga menjelang pukul 23.00 WITA baru saja dilanda hujan.

Muhlis mengatakan saat heli jatuh hujan belum turun, tetapi cuaca sudah gelap disertai dengan petir.

Dia mengatakan hujan baru turun beberapa saat kemudian setelah heli yang membawa 13 penumpang itu jatuh di dekat bandara.

Dia mengatakan aparat TNI dan Polri dibantu masyarakat kesulitan memadamkan api karena mobil pemadam kebakaran tidak bisa masuk ke lokasi kejadian.

"Heli itu jatuh di saluran air, tapi tidak ada airnya. Kecuali saat hujan baru ada airnya," katanya.

Menurut Muhlis saat membantu memadamkan api, warga hanya menggunakan daun pisang dan pasir.

Dia mengatakan evakuasi terpaksa dilakukan setelah api padam.

Warga juga takut mendekat karena sesekali terdengar letusan yang diduga amunisi.

"Ada ledakan kecil-kecil. Kalau meledak lagi, masyarakat sembunyi lagi di balik pohon karena takut kena amunisi," katanya.

Dia mengatakan tidak lama setelah heli jatuh aparat TNI di Koramil terdekat bersama masyarakat langsung ke lokasi kejadian. Kebetulan kata Muhlis, lokasi tersebut tidak jauh dari Markas Koramil Poso Pesisir.

Heli yang mengangkut 13 orang bersama awak ini jatuh di Dusun Pattiro Baji, Kelurahan Kasiguncu.


Pewarta: Adha Nadjemuddin
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016