Jakarta (ANTARA News) - Peneliti senior dari Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, meminta masyarakat lebih teliti dalam mencerna laporan dari lembaga survei yang disiarkan media yang marak menjelang Pilkada DKI 2017.

Karyono menjelaskan untuk mengetahui hasil survei telah benar dan tidak bias, hal pertama yang bisa dilakukan masyarakat adalah melihat kredibilitas lembaga survei dan peneliti yang terlibat di dalamnya lewat hasil survei yang disiarkan sebelumnya.

"Betul, menjelang pemilihan memang banyak laporan hasil survei sehingga yang harus dilihat adalah kredibilitas lembaga survei dan penelitinya," kata Karyono dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Rabu.

Karyono tidak menampik ada lembaga survei yang melakukan kesalahan metode pengambilan sampel atau kekeliruan wawancara sehingga data yang dihasilkan tidak akurat bahkan condong untuk mendongkrak popularitas satu calon dalam sebuah pemilihan kepala daerah.

Jika metode, tahapan dan survei dilakukan dalam waktu yang berdekatan, Karyono mengatakan hasil survei antar lembaga tidak akan berbeda apalagi mengalami bias.

"Jika prosesnya benar, pasti hasil survei antar lembaga hanya memiliki selisih yang kecil, sekitar satu persen saja. Jadi tidak mungkin beda sendiri," kata dia.

"Tapi kalau jumlah sampel sama, waktu riset berdekatan, namun hasilnya jauh berbeda, itu perlu dipertanyakan. Itu hasil surveinya berdasarkan kepentingan atau human error," kata Karyono.

Untuk itu Karyono juga meminta para lembaga survei juga turut menyiarkan metode penelitian, jumlah responden, waktu riset, dan tahapan survei dalam laporannya yang disiarkan media agar tidak menyesatkan masyarakat.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016