Hainan (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla berbicara mengenai masa depan Asia serta peningkatan kerja sama ekonomi antara negara-negara di kawasan dalam Boao Forum for Asia (BFA) yang berlangsung di Boao, Provinsi Hainan, Tiongkok, Kamis.

"Saya akan berbicara mengenai apa pandangan Indonesia terkait The Future of Asia, pada umumnya mengenai kerja sama yang dipererat dan mencari kesamaan dan investasi yang lebih terbuka antara negara-negara di Asia," katanya.

Dia mengatakan Indonesia memiliki peluang pasar yang menjanjikan bagi negara-negara industri seperti Tiongkok, Jepang dan Korea.

"Semua negara industri, khususnya China, butuh pasar yang lebih luas dan basis produksi lebih murah dibandingkan negara asalnya, serta pula memerlukan sumber daya besar. Kita, Indonesia, punya keduanya itu," katanya.

Yang diperlukan Indonesia saat ini, menurut dia, adalah peraturan secara efisien untuk mempermudah investasi asing di Tanah Air.

"Selain pasar yang luas, masuknya industri ke Indonesia menjadi lebih efisien karena banyaknya sumber daya, khususnya tenaga kerja," tambah dia.

Indonesia merupakan pasar kedua terbesar bagi Tiongkok, setelah Amerika Serikat, untuk berinvestasi.

Total realisasi penanaman modal asing, kecuali sektor hulu migas dan keuangan, dari Tiongkok ke Indonesia selama 2010 hingga 2015 tercatat 2,1 miliar dolar AS.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal, Tiongkok ada di urutan ke-11 negara asing yang paling banyak merealisasikan investasi di Indonesia.

Pemerintah Indonesia dan Tiongkok menargetkan komitmen investasi Tiongkok di Indonesia tahun 2016 sampai 30 miliar dolar AS.

Dalam pertemuan bertema "Masa Depan Baru Asia: Dinamika Baru, Visi Baru" di Boao, Wakil Presiden didampingi Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Kepala BKPM Franky Sibarani, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar serta Duta Besar RI untuk China Soegeng Rahardjo.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016