Mataram (ANTARA News) - Polisi sudah memeriksa 12 saksi dalam penyelidikan perkara hilangnya Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSUP NTB), dr H Mawardi Hamry.

"Sudah ada 12 saksi yang diperiksa, mereka berasal dari orang-orang terdekat H Mawardi, termasuk security yang bertugas di rumah dinasnya," kata Kepala Kepolisian Resor Mataram AKBP Heri Prihanto kepada wartawan, Senin.

Para saksi, menurut dia, memberikan keterangan mengenai kondisi terakhir H Mawardi sebelum dilaporkan hilang.

"Jadi belum kita dapat pastikan apakah diculik atau lainnya, motifnya yang masih kita cari," ujarnya.

Menurut keterangan Sri Darmo, anggota satuan pengamanan yang bertugas di rumah dinas tempat Mawardi tinggal, dia terakhir berkomunikasi dengan Direktur RSUP NTB pada Rabu (23/3).

"Bapak mau pergi, tunggu di rumah, begitu pesan terakhir yang disampaikan dr H Mawardi kepada security yang bertugas di rumah dinasnya itu," ucap Heri.

Sri Darmo melapor ke polisi bahwa Mawardi hilang karena Mawardi tidak kembali ke rumah dinas setelah pergi menggunakan mobil sendiri tanpa didampingi sopir pada Rabu (23/3).

Heri mengatakan polisi juga meminta keterangan dari keluarga Mawardi dan berkoordinasi dengan kantor-kantor kepolisian di NTB untuk menemukannya.

"Informasi dan foto yang bersangkutan sudah kita sebarkan kepada seluruh anggota dan Polres lainnya. Kita juga berkoordinasi dengan tim operasional Polda NTB untuk melakukan pencarian," ucapnya.

Heri juga berencana berkoordinasi dengan tim penanganan kejahatan siber Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia.

"Karena ini sebenarnya bisa di lacak dari nomor telepon pribadinya," katanya.

"Tapi kita upayakan dahulu disini, karena menurut informasi sementara yang kami dapatkan bahwa dr H Mawardi masih berada di seputaran Lombok," tambah dia.

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016