Yogyakarta (ANTARA News) - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) maupun Departemen Perhubungan harus mempelajari video dari kru Chanel 7 Australia yang berhasil merekam terbakarnya pesawat Garuda nomor penerbangan GA 200 di sisi timur landasan Bandara Adisutjipto, Rabu pagi sekitar pukul 07.00 WIB. "Dalam rekaman gambar tersebut nampak sekali penumpang yang selamat masih memiliki waktu antara 5 hingga 10 menit untuk menyelamatkan diri keluar dari badan pesawat sebelum akhirnya terbakar hebat," kata pakar Telematika Roy Suryo kepada ANTARA News, Rabu petang. Menurut dia, dari tayangan video tersebut nampak sekali bahwa upaya pemadaman sangat terlambat karena mobil pemadam tidak dapat mendekat di lokasi dekat jatuhnya pesawat. "Pada awalnya hanya sayap dan mesin kanan yang terbakar dan itu jelas terlihat dari rekaman video, sehingga jika pemadam cepat mendekat maka kemungkinan tidak akan jatuh korban hingga sebanyak itu karena api dapat cepat dipadamkan dan tidak sampai membakar habis badan pesawat" katanya. Ia mengatakan, akibat mobil pemadam kebakaran tidak dapat naik dan mendekat lokasi akhirnya berakibat fatal dan badan pesawat terbakar habis padahal di dalamnya masih terdapat penumpang yang belum sempat keluar untuk menyelamatkan diri. "Belajar dari ini maka perlu adanya jalan lingkar di sekitar bandara untuk keperluan seperti itu, termasuk evakuasi dan pertolongan jika terjadi kecelakaan. Karena belajar dari kasus tersebut jelas sekali proses evakuasi dan pemadaman pesawat terhambat sehingga perlu waktu lama untuk proses evakuasi dan penyelamatan," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007