- "Letters to the Future - On Our Way There -" dapat ditonton secara streaming di situs resmi:  http://miraitegami.jp/en/

 

- Untuk memulihkan reputasi dan menunjukan kondisi Fukushima saat ini

 

FUKUSHIMA, Jepang--(Antara/BUSINESS WIRE) -- Pemerintah perfektur Fukushima meluncurkan film dokumenter anime berjudul "Letters to the Future - On Our Way There -" pada tanggal 15 Februari 2016. Diluncurkan sebagai film omnibus yang didasarkan pada kisah nyata, film ini menceritakan berbagai kejadian pasca peristiwa Gempa Bumi Dahsyat Timur Jepang dan segala bentuk emosi yang dirasakan oleh warga-warga perfektur Fukushima. Film animasi ini dapat ditonton secara streaming di: http://miraitegami.jp/en/

 

Untuk melihat siaran pers multimedia, silakan klik: 

http://www.businesswire.com/news/home/20160329005620/en/

 

Lima tahun telah berlalu pasca Gempa Dahsyat Jepang Timur melanda Fukushima pada tanggal 11 Maret 2011. Meskipun progres rekonstruksi infrastruktur telah mencapai tahap yang cukup signifikan, namun masih banyak permasalahan yang belum sepenuhnya dapat teratasi, salah satunya ialah hancurnya reputasi berbagai produk pertanian dan perikanan kawasan yang dikenal sebagai salah satu penyumbang komoditas perikanan terbesar di Jepang ini. Untuk segera lepas dari permasalahan tersebut, pemerintah perfektur Fukushima merancang kegiatan promosi yang unik untuk menunjukan "hitam dan putih" Fukushima saat ini kepada dunia melalui salah satu bentuk kebudayaan Jepang yang telah dikenal di seluruh dunia, yaitu anime atau film animasi.

 

Film anime ini dibuat oleh "Fukushima GAINAX CO., Ltd.," perusahaan yang baru dibentuk pada tanggal 16 Januari 2016 oleh "GAINAX CO., Ltd.," - otak dibalik salah satu anime yang populer di seluruh dunia, "Neon Genesis Evangelion." Film dokumenter animasi ini terdiri dari 10 episode yang didasarkan pada kisah nyata.Salah satu episodenya, "Atashi no Sensei (My Teacher)", menceritakan tentang seorang guru SMA yang bernazar tidak akan memotong rambutnya setelah tragedi gempa bumi sebagai bentuk janji kepada para siswanya untuk tidak akan melupakan segala memori indah dan buruk yang terjadi di kota kelahirannya.

 

Pada episode lainnya, "Odaka no hirugohan (Lunch at Odaka)", mengisahkan tentang sebuah restoran yang menghidangkan makanan untuk para warga yang telah menjalani proses dekontaminasi atau pemulihan fisik lainnya di area terdampak bencana.

 

Tiap episode dinarasikan oleh aktor ternama Jepang, Dean Fujioka. Dengan dukungan dari pekerja seni seperti Fujioka, akan sangat membantu film animasi ini menjangkau banyak audiens di seluruh Jepang.

 

Tanggal 11 Maret 2016 menandakan tepat lima tahun setelah tragedi gempa bumi dahsyat tersebut melanda Fukushima. Untuk meningkatkan eksposur dan promosi film ini, "Letters to the Future - On Our Way There -" telah menyambangi enam kota besar di Jepang untuk pemutaran perdana.

 

Tentang Gempa Dahsyat Jepang Timur

Pada tanggal 11 Maret 2016, sekitar pukul 14:46 waktu standar Jepang, sebuah gempa terbesar dalam sejarah Jepang mengguncang lepas pantai Sanriku di Samudera Pasifik. Dengan kekuatan 9.0 SR, gempa dahsyat tersebut menewaskan 15.894 jiwa di Jepang dan 2562 orang hilang. Perfektur Fukushima menjadi kawasan terdampak gempa yang terparah karena selain gempa, perfektur ini juga diterjang tsunami hebat, yang menyebabkan kerusakan dan kebocoran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, dan banyak kerusakan infrastruktur lainnya.

 

Baca versi aslinya di businesswire.com:

http://www.businesswire.com/news/home/20160329005620/en/

 

Kontak

 

Kontak media:

Pemerintah Perfektur Fukushima

Kentaro Kawamata, Senior Staff

Tatsushi Otsuki, Deputy Director

Public Relations Division, General Administration Department

+81-24-521-7124 (7146)

kawamata_kentarou_01@pref.fukushima.lg.jp

atau

Public Relations Office for Announcing the Completion and Premiere of "Letters to the Future"

OZMA Inc.

Yu Katayama

katayama@ozma.co.jp

Ryota Ikegami

ikegami@ozma.co.jp

+81-3-4531-0225

 

 

Sumber: Fukushima Prefecture  

 

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2016