Mumbai (ANTARA News) - Seorang pembuat film terkenal berharap akan membangkitkan kesadaran penonton terhadap pelanggaran HAM di wilayah Kashmir yang dikuasai India dengan film mengenai polisi membunuh rakyat tak berdosa di daerah operasi militer untuk mendapat pujian. "Dhoka", atau "Pengkhianatan" merupakan sajian terbaru dari industri film Hindi, industri film terbesar di dunia dari aspek jumlah tiket yang terjual, yang terpaksa mengubah resep lamanya dari cuma menghidang tari dan nyanyi ke tema yang lebih realistik akibat semakin matangnya wawasan para penontonnya. Mahesh Bhatt, yang sangat terkenal akan sajian musiknya yang mendayu-dayu dalm halus dalam menggarap tema-tema kontroversial, seperti kerusuhan Hindu-Muslim, mengemukakan "Dhoka" akan menyoroti "kekejaman negara" dalam menangani Negara Bagian Jammu dan Kashmir, sebuah kawasan India di Himalaya yang dikoyak-koyak pemberontakan. "Telah muncul keperluan untuk menyuarakan kebijakan negara yang salah, pengkhianatan polisi di setiap negara bagian, tempat HAM diinjak-inkjak setiap hari," tutur Bhatt, yang kini memproduksi film itu dan membantu putrinya Pooja dalam penggarapan film tersebut, kepada Reuters. Pengambilan gambar "Dhoka" sebagian akan dilakukan di lembah-lembah Kashmir yang hijau dan puncak gunung yang tertutup salju, namun Bhatt tidak memberikan tanggal bagi rilis filmnya. Puluhan ribu orang tewas atau hilang di Negara Bagian Jammu dan Kahsmir, sebuah wilayah India yang meyoritas penduduknya Muslim dalam pemberontakan 17 tahun untuk melepaskan diri dari India yang sebagian besar populasinya memeluk Hindu. Sejumlah penduduk Kashmir mengemukakan bahwa mereka yang dinyatakan hilang adalah orang tak berdosa yang dibunuh polisi dalam kontak senjata yang direkayasa untuk mendapatkan hadiah dan mendapatkan kenaikan pangkat karena telah menyingkirkan militan Kashmir. Pada akhir Januari dan Pebruari lalu, berbagai unjukrasa berkobar di Lembah Kashmir menyusul pembunuhan lima penduduk Kahsmir dalam kontak senjata rekayasa oleh pasukan India, yang kemudian menuduh kelima pria yang tewas itu sebagai militan Kashmir. Tujuh polisi telah dituduh membunuh salah satu dari kelima pria, yakni seorang tukang kayu dan ayah dari lima anak. Polisi juga sedang mengusut kasus kematian empat pria lainnya. Hati nurani yang tidur Hati nurani negara ini tak tergerak oleh pelanggaran HAM yang kasar ini terhadap rakyat Kashmir," tutur Bhatt. Pembuat film itu sedang merampungkan sebuah film tentang jalan pikiran seorang calon pembom bunuhdiri dalam cerita dengan latar belakang pemboman bus dan kereta api di London pada 2005 lalu. Di masa lalu, sajian Bollywood mengenai Kahsmir umumnya bersifat populis dan patriotik, yang menceritakan negara tetangga Pakistan dan para gerilyawan Muslim sebagai bajingan dan pasukan keamanan India sebagai pahlawan. Namun demikian, film-film seperti "Mission Kashmir" umumnya mengalami kegagalan untuk memberi kesan yang baik pada para kritikus film. Sebaliknya, "Dhoka" adalah kisah seorang pria muda Kashmir yang berjuang untuk membongkar pembunuhan yang direkayasa atas orang-orang yang dekat dengannya dan bertujuan mengangkat penderitaan rakyat Kashmir yang jiwanya terancam oleh tindakan kekerasan. Konflik Kashmir telah menewaskan lebih dari 40.000 orang menurut versi resmi India. Beberapa kelompok HAM menyatakan jumlah orang tewas atau hilang mencapai 60.000 orang. Kematian dalam tahanan dan kontak senjata yang direkayasa polisi merupakan ancaman di Kahsmir," tutur Bhatt, yang juga dikenal sebagai aktivis bagi kebebasan kreatif dan kerukunan beragama. Pihak berwenang menyangkal berbagai tuduhan bahwa pasukan keamanan secara reguler menciduk penduduk di Kahsmir dan membunuh mereka dalam kontak senjata pura-pura. (*)

Copyright © ANTARA 2007