Selama ini, ikan tangkap dari perairan Sadeng di Kabupaten Gunungkidul langsung dijual ke Semarang dan baru kemudian dijual kembali ke Yogyakarta."
Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota Yogyakarta terus mengupayakan pemangkasan jalur distribusi ikan laut guna menjamin kesegaran ikan sekaligus meningkatkan jumlah ikan laut yang dijual ke konsumen lokal.

"Selama ini, ikan tangkap dari perairan Sadeng di Kabupaten Gunungkidul langsung dijual ke Semarang dan baru kemudian dijual kembali ke Yogyakarta," kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Benny Nurhantoro di Yogyakarta, Kamis.

Jalur distribusi ikan tangkap yang cukup panjang tersebut, menurut Benny, menjadi salah satu sebab masih rendahnya konsumsi ikan oleh warga Kota Yogyakarta yaitu 21,74 kilogram per kapita per tahun pada 2014 atau jauh lebih rendah dibanding konsumsi nasional yang mencapai 38 kilogram per kapita per tahun.

Panjangnya jalur distribusi yang harus ditempuh juga menyebabkan kualitas ikan laut yang dijual di wilayah Yogyakarta sudah tidak dalam kondisi segar. "Biasanya, ikan yang tidak segar berbau amis. Akibatnya, masyarakat enggan mengonsumsi ikan laut karena banyak yang amis," katanya.

Padahal, lanjut Benny, ikan laut dalam kondisi segar sama sekali tidak berbau amis.

Oleh karena itu, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) akan menggelar kampanye makan ikan laut.

Kampanye makan ikan laut akan digelar di Kompleks Balai Kota Yogyakarta pada 11 April, diikuti seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, sekolah dan sejumlah hotel.

"Kami ingin membuktikan bahwa ikan laut dalam kondisi segar tidak berbau amis dan ada beragam makanan yang bisa dihasilkan dari olahan ikan," katanya.

Selain melakukan kampanye, upaya untuk bisa memenuhi kebutuhan ikan segar di wilayah Yogyakarta dilakukan dengan membangun berbagai fasilitas pendukung di Pasar Ikan Higienis (PIH) Yogyakarta berupa "cold storage", pembekuan ikan dan tempat produksi es batu.

"Fasilitas tersebut diharapkan dapat dibangun tahun ini," katanya.

"Cold storage" memiliki kapasitas 100 ton, tempat pembekuan ikan memiliki kapasitas tiga ton, dan produksi es batu memiliki kapasitas 10 ton.

Tambahan fasilitas tersebut juga menjadi bagian dari pemberlakuan sistem logistik ikan nasional yang bertujuan mendistribusikan ikan dari daerah yang surplus ke daerah yang kekurangan ikan.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016