Semarang (ANTARA News) - Badan Layanan Umum Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang segera mengevaluasi jajarannya menyusul insiden penumpang yang terjatuh saat berganti selter.

"Kami menerima laporan ada penumpang terjatuh, kemungkinan terpeleset. Kejadiannya, tadi sekitar pukul 07.00 WIB," kata Kepala Badan Layanan Umum Bus (BLU) BRT Trans Semarang Joko Umboro Jati di Semarang, Rabu.

Ia menjelaskan penumpang yang merupakan perempuan berusia sekitar 50 tahun, warga Ngaliyan, Semarang itu tidak terjatuh dari atas selter (shelter) ke jalan, tetapi masih di atas selter.

Joko memastikan penumpang yang sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tugurejo itu saat ini sudah pulang karena korban hanya mengalami memar di lengan.

"Begini, kejadiannya di Selter Pedurungan. Saat itu, petugas berniat membawa korban ke RSUD Ketileng yang lokasinya dekat, tetapi korban ingin di RSUD Tugurejo karena lebih dekat rumahnya," katanya.

Karena kondisi korban memungkinkan, dalam arti tidak mengalami luka serius, lanjut dia, penumpang itu dibawa naik Trans Semarang bersama-sama dengan penumpang lainnya sampai Selter Simpang Lima.

Sesampainya di Selter Simpang Lima, kata dia, mobil Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Semarang sudah menunggu untuk mengantarkan korban menuju ke RSUD Tugureko.

"Kami segera terjunkan petugas ke sana untuk mengecek. Kronologis kejadiannya bagaimana? Penanganan yang dilakukan seperti apa? Termasuk, apakah ada unsur kelalaian petugas," katanya.

Namun, Joko memastikan kondisi bus ketika ada penumpang terjatuh dalam posisi berhenti dan segala biaya pengobatan penumpang tersebut sudah ditanggung oleh pengelola Trans Semarang.

Joko yang juga Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang yang membawahi BLU Trans Semarang itu menegaskan akan mengambil langkah tegas jika terbukti ada unsur kelalaian petugas.

Sementara itu, Manager Pengelola Operasional BRT Trans Semarang Sandy Wicaksono menjelaskan seluruh petugas sudah diberikan pelatihan mengenai standar pelayanan terhadap penumpang.

"Di setiap bus, ada satu petugas tiketing armada (PTA). Kalau ada penumpang yang kesulitan harus dituntun masuk atau keluar bus, termasuk mencegah penumpang berdesakan," katanya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016